Rabu 01 Dec 2010 10:36 WIB

Riset Upayakan Menghapus Memori dalam Otak Manusia

Rep: Agung Sasongko/ Red: irf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sebagian dari anda mungkin pernah menyaksikan film Eternal Sunshine of the Spotless Mind yang diperankan oleh Jim Carey dan Kate Winslet. Dikisahkan dalam cerita film tersebut,  Joel Barrish  (Jim Carrey) berusaha menghapus setiap detail ingatan bersama mantan kekasihnya Clementine Kruczynski (Kate Winslet).

Joel saat berulang tahun sengaja dihadiahkan keluarganya alamat dokter Howard Mierzwiak, pakar penghapus memori, guna mengobati depresinya lantaran ditinggalkan Clementine. Singkat cerita, usaha penghapusan memori secara 'paksa' itu dilakukan. Joel pun masuk dalam dunia antah berantah yang berada dalam bagian otaknya. Akhir kisah, Joel sukses melupakan Clementine.

Ihwal penghapusan memori, kalangan medis menyatakan tindakan penghapusan memori bisa dilakukan mengingat teknologi kedokteran sangat memungkinkan untuk itu. Ahli syaraf asal John Hopkin University, Richard L Huganir mengatakan teknologi kedokteran memungkinkan seorang dokter menghentikan otak memproduksi protein yang berkaitan dengan daya ingat. "Penghentian produksi protein juga bisa dimanfaatkan untuk membantu terapi gangguan atau stress pasca-trauma," papar dia seperti dikutip time.com, Selasa (30/11).

Kate Farinholt, Direktur eksekutif, Nami Maryland, Organisasi yang menangani masalah dan informasi kesehatan mental menilai ide menghapus memori merupakan sesuatu hal yang luar biasa. Namun, ia khawatir bahwa penghapusan memori berpotensi menyebabkan efek negatif. "Saya bisa melihat efek buruknya," kata dia.

 

Kate berpendapat penghapusan memori justru menjerumuskan individu dari tindakan yang tidak menghargai pentingnya pengalaman hidup seseorang. "Manusia tumbuh dan belajar dari pengalaman mereka."

Senada dengan Kate, Paul Root Wolpe, Direktur Pusat Etika Emory University, Atlanta, menyimpulkan banyak hal yang mengganjal ketika seseorang coba memanipulasi ingatannya sekalipun untuk tujuan positif.

sumber : Time.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement