Rabu 24 Nov 2010 06:11 WIB

BPPT Hasilkan Empat Alat peringatan Dini Tsunami

REPUBLIKA.CO.ID,BANDA ACEH--Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menghasilkan empat unit alat peringatan dini tsunami berupa buoy yang dipasang mengapung di samudera. Direktur Mitigasi Bencana BPPT Isman Justanto di Banda Aceh, Selasa, mengatakan, keempat alat peringatan dini tsunami tersebut telah dipasang di sejumlah titik di laut dalam Indonesia. "Dari 23 alat peringatan dini tsunami yang dipasang di sejumlah titik tersebut, empat di antaranya produksi BPPT. Sedangkan yang lainnya merupakan bantuan negara sahabat," katanya.

Ia menyebutkan, ke-23 alat pendeteksi dini tsunami tersebut dipasang mulai di Samudra Hindia, termasuk perairan Aceh, hingga wilayah laut di Halmahera, Maluku Utara. Ia mengatakan, BPPT hanya bisa memproduksi empat unit karena biaya pembuatannya cukup mahal. Satu unit alat peringatan dini tsunami tersebut menghabiskan biaya sekitar Rp4 miliar.

Isman menjelaskan, alat tersebut akan mendeteksi tsunami setelah gempa terjadi. Data deteksi tersebut akan dikirim ke Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). "BPPT hanya membuat alat pendeteksi dini, sedangkan yang menentukan apakah akan terjadi tsunami atau tidak adalah BMKG," katanya.

Menurut dia, karena alat tersebut dipasang di tengah lautan, maka rawan dari incaran tangan jahil, seperti kerusakan alat deteksi tsunami di perairan Mentawai beberapa bulan lalu. "Ketika tsunami Mentawai, Sumatera Barat, 26 Oktober lalu, alatnya bukan tidak berfungsi, tetapi sudah dibawa ke BPPT dua bulan sebelum kejadian karena diperbaiki setelah alat komunikasinya dicuri," kata dia.

Selain itu, sebut Isman, kabel yang mengikat buoy ini juga kerap dijadikan tempat ikatan tali kapal-kapal nelayan di tengah lautan. Tindakan ini dikhawatirkan merusak alat pendeteksi tsunami tersebut. "Kami berharap para nelayan menjaga keberadaan alat pendeteksi tsunami tersebut. Alat ini dipasang untuk mengurangi risiko jatuhnya korban jiwa ketika tsunami terjadi," kata Isman Justanto.

sumber : ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement