Senin 22 Nov 2010 18:43 WIB

Anak Korban Merapi Dititipkan di Sekolah Terdekat

Murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) Geduren, Jatianom, Klaten, terpaksa mengikuti pelajaran di Mushola Al-Azhar Jl Raya Jatianom, Klaten, karena ruang kelasnya dipakai oleh pengungsi korban Gunung Merapi Senin (8/11). Mereka juga dalam mengikuti pelajaran ter
Foto: Imam Budi Utomo/Republika
Murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) Geduren, Jatianom, Klaten, terpaksa mengikuti pelajaran di Mushola Al-Azhar Jl Raya Jatianom, Klaten, karena ruang kelasnya dipakai oleh pengungsi korban Gunung Merapi Senin (8/11). Mereka juga dalam mengikuti pelajaran ter

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Anak-anak korban dari letusan Gunung Merapi, yang sudah pulang dari pengungsian ke rumah mereka, untuk kegiatan belajar-mengajar akan ditempatkan di sekolah-sekolah terdekat. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan dinas pendidikan provinsi dan kabupaten melakukan langkah-langkah agar jangan sampai proses belajar mengajar anak-anak itu terganggu.

“Nah, selama anak-anak tersebut berada di tempat pengungsian, ada pembelajaran untuk mereka dari relawan. Tetapi, begitu mereka pulang ke rumah, belum tentu bisa masuk ke sekolah. Maka, anak-anak itu tetap biar saja dititipkan di sekolah-sekolah terdekat supaya tidak terganggu proses belajar mengajarnya,” ujar Kepala BPBD Jateng, Prijantono Jarot Nugroho, kepada pers mengenai penangangan pengungsi di Jateng pascapenurunan radius, di Media Center Tanggap Darurat Merapi, Jalan Kenari No 14A, Yogyakarta, Ahad (21/11).

Menurut Jarot, jangan sampai ada masyarakat yang dirugikan, karena di dalam amanat UU, untuk pemenuhan dasar pendidikan jangan sampai terhambat. Pemda Jateng juga telah mengirimkan 16 mobil keliling untuk pembelajaran. Di Magelang ada 10 unit mobil pembelajaran, Boyolali dan Klaten masing-masing tiga unit. “Kemudian kami juga mengirimkan tenda-tenda belajar,” jelasnya.

Jarot menambahkan jumlah kerusakan sekolah di Magelang, Boyolali, dan Klaten sampai saat ini masih dalam pendataan agar diketahui sekolah mana saja yang mengalami rusak berat, sedang, atau ringan. Pendataan baru dimulai Sabtu (20/11) dan diperkirakan selesai dalam waktu sepekan. “Kami sudah turunkan tim Damage and Losses Assesment (DALA) untuk menghitung kerugian dan kerusakan di masing-masing kabupaten, baik itu rumah maupun infrastruktur, seperti sekolah, rumah sakit, puskesmas, pasar tradisional dan sebagainya,” tegasnya.

sumber : kominfo-newsroom
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement