Selasa 16 Nov 2010 01:00 WIB

Hujan Abu Susulan Turun di Kawasan Merapi

Semburan awan panas Gunung Merapi
Semburan awan panas Gunung Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG--Hujan abu vulkanik susulan Gunung Merapi turun di kawasan barat puncak gunung berapi di perbatasan antara Jawa Tengah dengan Daerah Istimewa Yogyakarta itu, Senin (15/11), sejak sekitar pukul 07.00 WIB. "Sejak pagi tadi hingga saat ini (Sekitar pukul 12.00 WIB)

masih turun di Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang," kata petugas pengamatan Gunung Merapi di Pos Darurat Bukit Ketep, di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Ismail, di Magelang.

Ia mengatakan, guyuran hujan abu di kawasan itu cukup deras, sedangkan di sekitar Bukit Ketep, di antara Gunung Merapi dengan Merbabu, relatif tipis. Asap solvatara membumbung secara vertikal dari puncak Merapi dengan ketinggian sekitar seribu meter.

"Anginnya bertiup dari timur ke barat daya, sehingga kawasan seperti Desa Krinjing terkena hujan abu," katanya.

Ia mengatakan, sepanjang Senin sejak dini hingga sekitar pukul 12.00 WIB tidak terjadi semburan awan panas. "Awan panas terakhir kemarin (15/11) dua kali pada pukul 11.46 WIB dan 11.51 WIB mengarah ke Kali Gendol," katanya.

Ia mengatakan, pengamatan secara visual dari bukit yang juga salah satu objek wisata unggulan Kabupaten Magelang tidak terdengar suara guguran material dari puncak Merapi. Seorang warga Dusun Kajangkoso, Desa Mangunsoko, Jais, mengatakan, hujan abu tipis Merapi turun di dusun setempat di dekat aliran Kali Senowo yang berhulu di gunung berapi itu. "Hujan abu di sini hanya tipis sejak sekitar pukul 09.00 hingga 11.00 WIB," katanya.

Ia mengatakan, puncak Merapi hanya terlihat secara visual dari dusun setempat selama satu jam, sejak sekitar pukul 08.00 hingga 09.00 WIB. Hingga saat ini (Sekitar pukul 12.00 WIB,red), katanya, gunung itu tertutup kabut tebal dan abu tertiup angin kemungkinan dari arah timur ke barat daya.

Ia mengatakan, Senin siang sekitar 40 warga setempat berada di dusun itu untuk menengok rumah, membersihkan pekarangan dari abu vulkanik, dan memberi makan ternak. "Siang ini (16/11) ada sekitar 40 warga yang di dusun, mereka menengok rumah. Nanti sore sekitar pukul 16.00 WIB sebagian besar mereka kembali ke penampungan di Kecamatan Candimulyo, dan sebagian kecil lainnya berjaga di desa," katanya.

Hujan abu tidak tampak turun di sejumlah kawasan lain di barat daya Merapi antara lain di Desa Sumber, Keningar, Ngargomulyo, dan Kalibening sejak Senin pagi hingga siang. Abu tipis yang beterbangan di kawasan itu berasal dari pepohonan dan genting rumah warga yang tertiup angin.

Puncak Merapi terlihat sekitar pukul 08.00 hingga 10.00 WIB dari sejumlah tempat di desa-desa terakhir barat puncak Merapi. Sejumlah warga pulang dari beberapa penampungan di Muntilan ke desa masing-masing antara lain untuk membersihkan rumah, pekarangan, dan jalan desa dari abu.

Beberapa warga lainnya di Dusun Tangkil, Desa Ngargomulyo, terlihat memetik lombok di areal pertanaiannya dan sebagian lainnya memberi makan ternak dengan rumput yang telah dicuci dengan air dan singkong yang dipanen dari lahan pertaniannya.

"Untuk makan sapi," kata Sukri, seorang warga Dusun Braman, Desa Ngargomulyo yang sedang memanen singkong di lahannya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement