Kamis 04 Nov 2010 07:09 WIB

Pengungsi Merapi di Klaten Melebihi Daya Tampung

Rep: my1/ Red: Krisman Purwoko
Warga Klaten menyelamatkan diri dari letusan Merapi
Foto: Tahta/Republika
Warga Klaten menyelamatkan diri dari letusan Merapi

REPUBLIKA.CO.ID,KLATEN--Letusan Gunung Merapi yang terjadi sekitar pukul 15.30, Rabu (3/11) WIB berdampak cukup signifikan terhadap gelombang pengungsian. Ratusan warga yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) II dan I ikut mengungsi sehingga lokasi pengungsian melampaui daya tampung. Kepanikan warga dipicu hujan abu vulkanik yang melanda hingga radius 12 kilometer.

Efek letusan tersebut juga terlihat di Puskesmas Kemalang, lima warga yang panik ke pengungsian harus mendapat perawatan lantaran shock. Sementara 40 warga lainnya harus ditangani RS Lapangan Moewardi lantaran terserang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Sementara lansia harus dipapah ke lokasi pengungsian.

Tak hanya itu, sejumlah warga juga pingsan karena terlalu panik saat mengungsi. Menurut relawan tim SAR Klaten, Dwi, tim relawan harus menggendong sejumlah pengungsi yang pingsan saat dievakuasi. Sementara evakuasi warga terhambat oleh banyaknya pohon tumbang. “Hujan lebat sampai merobohkan pohon-pohon yang menghambat evakuasi. Situasi jadi crowded (sesak), “ ujarnya.

Diungkapkannya, dampak abu vulkanik pada letusan Rabu kemarin termasuk yang terparah. Ketebalan Abu Vulkanik di Dusun Deles, Sidorejo mencapai lebih dari 5 cm. Hal yang sama terjadi di Desa Balerante dengan ketebalan abu hingga sekitar 5 cm. “Material pasir juga tercampur hujan sampai wilayah KRB II, “ ungkapnya.

Letusan tersebut juga berdampak datangnya gelombang pengungsi ke tiga lokasi pengungsian yakni Desa Dompol, Desa Keputran, dan Desa Bawukan. “Kemungkinan lokasi pengungsian akan penuh, “ ujarnya. 

Pengungsi tersebut berasal dari KRB II yakni Dusun Panggang, Surowono, Kendal, Blorong dari Desa Sidorejo.  Jika  ketiga lokasi pengungsian penuh, kemungkinan dua lokasi pengungsian cadangan di Desa Kepurun dan Ngemplak Seneng akan difungsikan.

Sementara itu, Sekretaris Desa Balerante, Basuki mengatakan seluruh desanya terkena dampak abu vulkanik. Hal ini membuat warganya cukup panik. “Kepanikan warga sekarang lebih besar dari yang kemarin-kemarin, “ ungkapnya.

Meski demikian, sejumlah warganya nekat kembali ke rumah setelah hujan abu mereda. Mereka mengecek kondisi rumah pasca hujan abu berlangsung. “ Mereka juga mengecek lingkungan dan menghidupkan lampu di rumah, “ ungkap Basuki.

Koordinator Posko Induk Pengungsian Merapi Klaten, Joko Roekminto menambahkan meluasnya dampak abu vulkanik akan memungkinkan digesernya lokasi pengungsian posko Dompol dan Bawukan. Posko Dompol akan dipindah ke SMP PGRI Kemalang. Sementara posko Bawukan akan dipindah ke wilayah Manisrenggo. “Kemungkinan jumlah pengungsi bisa bertambah sampai 6000 orang, “ ujarnya seraya menambahkan lahar dingin Merapi sudah mengalir sejauh 12 kilometer dari puncak Merapi menuju Kali Woro.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement