Rabu 03 Nov 2010 03:05 WIB

Konseling Anak Korban Bencana Libatkan Perguruan Tinggi

Rep: M Ikhsan Shiddieqy/ Red: Endro Yuwanto
Salah satu hiburan bagi anak-anak pengungsi Merapi
Salah satu hiburan bagi anak-anak pengungsi Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Perguruan tinggi ikut terlibat dalam proses konseling bagi anak-anak korban bencana alam, seperti tsunami di Mentawai, letusan Gunung Merapi, dan banjir bandang Wasior. Tenaga konseling itu melibatkan perguruan tinggi di daerah karena biaya transportasi dari Jakarta tergolong mahal.

Hal itu disampaikan Menteri Pendidikan Nasional M Nuh di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (2/11). "Dari seluruh universitas di daerah-daerah. Kalau Padang kita punya IKIP Padang. Itu yang kami kirim di samping yang berasal dari Jakarta," kata Nuh menjelaskan.

Kementerian Pendidikan Nasional biasanya memiliki tim untuk konseling anak-anak korban bencana. "Kami punya tim biasanya dibawah organisasi PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), jadi ada Himpaudi atau Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia," kata Nuh. Kendala selama ini adalah pengiriman tim tersebut.

"Yang mahal kan itu pengiriman. Dulu Wasior itu Rp 15 juta sendiri transportnya," kata Nuh.

Konseling bagi anak korban gempa itu, kata Nuh, tidak hanya untuk tanggap darurat. Ketika masuk masa rehabilitasi, konseling tidak berhenti, tapi pendekatannya yang diubah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement