REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Serangkaian bencana alam yang terjadi di Indonesia belakangan ini diyakini Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) tak akan mempengaruhi kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke tanah air.
"Serangkaian bencana alam yang terjadi belakangan ini tidak akan berpengaruh banyak terhadap target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tahun ini," kata Sekretaris Ditjen Pemasaran Kemenbudpar, Noviendi Makalam, di Jakarta, Kamis (28/10).
Pihaknya memperkirakan efek bencana alam kemungkinan besar hanya berdampak pada kegiatan pariwisata lokal atau di daerah yang terkena dampak bencana. "Saat ini saya belum mendapat informasi pembatalan kunjungan, karena akhir Oktober ini masa surving sudah berakhir di pantai-pantai Kepulauan Melawai," kata Noviendi usai diskusi publik Daya Saing Pariwisata Indonesia.
Ia mengatakan, saat ini pemerintah sedang gencar berpromosi pariwisata di sejumlah negara pasar wisata utama Indonesia. Itu dilakukan agar dalam dua bulan ke depan atau sampai tutup buku 2010 target kunjungan wisman sebanyak 7 juta orang tercapai.
"Kita berikan informasi yang benar kepada mereka, apa adanya dan jangan ditutup-tutupi, kita berupaya memberikan pada mereka tidak hanya sekadar pariwisata tapi pengalaman," kata Noviendi.
Selain itu, katanya, walaupun beberapa lokasi wisata di Indonesia khususnya di DIY, Jateng, dan Kepulauan Mentawai luluh-lantak akibat bancana alam, namun masih banyak alternatif destinasi wisata lainnya yang tak kalah menariknya. "Itu salah satu keunggulan di Indonesia, banyak surfing spot yang sama kualitasnya serta waktunya berbeda-beda, jadi jika wisatawan ingin surfing di Mentawai, mereka bisa mencari lokasi lain yang rentang waktu survingnya lebih lama," kata Noviendi.
Ia mengajak seluruh pihak termasuk masyarakat untuk turut serta membangun daerahnya menjadi destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Dengan begitu, wisman mendapatkan lebih banyak alternatif kunjungan wisata, di samping terbangunnya dampak positif pariwisata yakni menyejahterakan masyarakat.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
