Ahad 03 Oct 2010 19:15 WIB

Sekitar 40 Persen Rakyat Indonesia Gunakan Bahasa Jawa

Rep: Neni Ridarineni / Red: Endro Yuwanto
Sultan Hamengku Buwono X
Sultan Hamengku Buwono X

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Sekitar 40 persen warga Nusantara menggunakan bahasa Jawa. Jumlah pengguna bahasa Jawa termasuk urutan ke-20 dari seluruh bahasa di dunia.

Selanjutnya dari penemuan para ahli dunia, pada tahun 2010 ini kira-kira sekitar separuh dari sekitar 5000-6700 bahasa akan hilang. Karena sudah tidak digunakan lagi.

Hal itu dikemukakan Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutan pada acara Syawalan dan Silaturahmi Abdi Dalem Ngayogyakarta Hadiningrat di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Sabtu malam (2/10). Pada kesempatan ini hadir ratusan abdi dalem  Ngayogyakarta Hadiningrat dan juga  putra/sentono Paku Alaman yang mengenakan busana Jawa.

 

''Kita secara bersama-sama wajib melestarikan bahasa Jawa,''kata Sultan dalam sambutannya yang berbahasa Jawa. Bahasa Jawa tidak bisa dilepaskan  sebagai salah satu sarana untuk mewujudkan tata krama, tata susila, serta budi pekerti yang luhur. Tanpa bahasa tidak akan ada kebudayaan karena memang bahasa adalah bibit/dasar untuk mewujudkan kebudayaan.

Sultan menambahkan, supaya bahasa Jawa bisa lestari, lebih-lebih bisa sampai ke mancanegara, maka masyarakat harus tetap menggunakan bahasa Jawa.

Di bagian lain Sultan mengatakan setelah acara syawalan ini  para abdi dalem hendaknya selalu ingat kepada para leluhur serta menerapkan falsafah 'sepi ing pamrih rame ing gawe' (ringan tangan dalam menolong sesama dan tanpa pamrih) dan jangan sampai sebaliknya  'sepi ing gawe rame ing pamih' (orang menolong sesama ada pamrihnya, red).

''Pamrih itu dalam kehidupan Jawa mempunyai konotasi negatif. Karena itu sepi ing pamrih dianggap baik, tetapi rame ing pamrih itu dianggap jelek,'' jelas Sultan. ''Pamrih itu boleh-boleh saja, tetapi yang perlu dijaga itu adalah pepatah,'pamrih ya pamrih, tetapi jangan pamrih sekali lalu lupa dengan kewajibannya. Karena sesungguhnya dengan adanya pamrih tersebut dapat memunculkan konflik harisontal yang terjadi di mana-mana, baik  antarwarga bangsa di wilayah Indonesia.''

Sesepuh Abdi Daalem Kraton Yogyakarta, Gusti Yudhoyono mewakili para abdi dalem menyampaikan rasa terima kasih kepada Sultan karena telah menerima para abdi dalem untuk dapat mengunjungi rajanya. Dia juga menghaturkan permintaan maaf dari seluruh para abdi dalem Keraton Yogyakarta yang berjumlah sekitar 1.500 orang.

''Kami, para abdi  dalem juga memohon kepada Sultan untuk berkenan memberikan sabda dan menerima permintaan maaf dari kami atas kesalahan baik pada tingkah laku maupun ucapan yang disengaja maupun tidak disengaja,''tutur Yudhoyono dalam bahasa Jawa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement