Sabtu 18 Sep 2010 04:38 WIB

Balita Penderita Gizi Buruk Meninggal Dunia

Rep: C21/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK- Gizi buruk memakan korban. Seorang balita, Farhan Adisaputra, berumur satu tahun dua bulan, warga Jalan Studio Alam TVRI, RT 1 RW 9, Kecamatan Sukmajaya, diduga meninggal karena kekurangan asupan gizi.

Menurut Warsiati (40), ibu Farhan, sebelum meninggal, Farhan sempat mendapat perawatan selama tiga hari di RSUD Depok. Namun karena perawatan yang tak lengkap RSUD merujuknya ke RS Cipto Mangunkusumo untuk mendapatkan perawatan intensif. “Sayangnya karena Cipto penuh, akhirnya anak saya saya rawat dirumah saja,” katanya pada Republika, Jumat (17/9).

Ia mengatakan awalnya anaknya juga akan di bawa ke Puskesmas Sukmajaya. Pasalnya di Puskesmas tersebut terdapat program khusus untuk pemyembukan balita yang diindikasikan gizi buruk. Tapi karena belum dapat persetujuan dokter dari RSCM akhirnya pihak Puskesmas Sukmajaya tak mengizinkan korban dirawat.

Farhan merupakan anak terakhir dari lima bersaudara pasanganWarsiati dan Mardi (45). Sang ibu merupakan buruh cuci sedangkan ayahnya adalah pekerja serabutan. Warsiati mengatakan saat meninggal berat Farhan hanya tujuh kilogram. Padahal idealnya bobot balita seusainya mencapai 14 hingga 15 Kg. "Anak saya mengalami buang air besar terus menerus. Sejak sakit beberapa tahun lalu, bobot badannya terus menurun,” jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinkes Depok Novarita, menolak anggapan kalau Farhan meninggal karena gizi buruk. Pasalnya Dinkes melalui Puskesmas telah melakukan beragam upaya untuk menolong Farhan. “Kemungkinan ia meninggal bukan karena gizi buruk tapi karena karena penyakit penyertanya,” katanya melalui telepon. “ Kalau tidak salah anak ini memiliki penyakit leukemia atau ginjal,”.

Gizi buruk merupakan keadaan kurang gizi yang disebabkan kurangnya asupan energi dan protein juga mikronutrien dalam jangka waktu lama. Anak disebut gizi buruk apabila berat badan dibanding umur tidak sesuai dimana selama 3 bulan berturut-turut tidak naik.

Penyebab terjadinya gizi buruk bisa langsung ataupun tidak langsung. Penyebab langsungnya antara lain kurangnya sumber energi dalam makanan serta beberapa penyakit bawaan yang diderita sang anak. Selain ada pula penyebab tak langsung yakni daya beli dan tingkat ekonomi warga yang rendah serta lingkungan rumah yang kurang baik.

Ada tiga tipe gizi buruk. Maramus merupakan tipe dimana anak sangat kurus, wajah seperti orang tua, cengeng dan rewel, rambut tipis, jarang, kusam, berubah warna, kulit keriput karena lemak di bawah kulit berkurang, perut cekung dan wajah bulat sembab.

Kwarsiorkor adalah tipe dimana sang anak rewel, apatis, rambut tipis, warna jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, kedua punggung kaki bengkak, dan muncul bercak merah kehitaman di tungkai atau bokong. Sementara itu, tipe ketiga adalah gabungan dari Maramus dan Kwasiorkor.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Depok, sekitar 203 Balita di Depok, terindikasi menderita gizi buruk. Mereka tersebar di enam kecamatan yakni Pancoran Mas, Beji, Sukmajaya, Cimanggis, Sawangan dan Limo.

Dari enam kecamatan tersebut, angka penderita gizi buruk terbesar terdapat di Kecamatan Cimanggis yakni 77 penderita, disusul dengan Sawangan sebesar 47 penderita dan Pancoran Mas dengan 50 penderita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement