Sabtu 14 Aug 2010 06:25 WIB

Lelehan Lapisan Es di Greenland Capai Rekor Tertinggi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Lapisan es Greenland mencair pada tingkat rekor karena pemanasan global, menurut sebuah ekspedisi Inggris yang saat ini sedang melakukan pengukuran di gletser di wilayah itu.

 

Tim dari University of St Andrews menyakan 106 mil persegi lapisan itu memisahkan diri dari gletser Petermann pada awal bulan Agustus. Koyaknya pulau es raksasa itu  menunjukkan pengaruh peningkatan suhu yang mempengaruhi Kutub Utara lebih cepat daripada yang diperkirakan.

Temuan itu segera menimbulkan kekhawatiran tentang efek jangka panjang pada tingkat permukaan air laut.

Dr Richard Bates, yang memantau gunung es itu bersama peneliti dari Amerika, mengatakan ekspedisi itu diharapkan untuk menemukan bukti dampak kenaikan suhu yang abnormal di daerah itu. Ahli perubahan iklim mengatakan bahwa secara global Agustus ini menjadi puncak dari enam bulan terpanas sejak pencatatan secara global.

"Kami tertegun melihat luas es tiga kali ukuran Manhattan telah putus," ujarnya. "Ini bukan kejadian aneh dan tentu saja merupakan manifestasi dari pemanasan."

Lelehan besar lapisan es terjadi tahun 2007 dan merupakan terbesar dalam catatan sejarah. "Kali ini, lebih besar lagi dari kejadian tahun 2007," tambahnya.

Gletser Petermann, salah satu gletser terbesar di belahan bumi utara, kini telah mundur ke tingkat yang tidak terlihat sejak 1962.

Dr Bates dan timnya saat ini di Greenland mencoba untuk menentukan apakah perpisahan itu telah menyebabkan percepatan penipisan es.

Para ahli geofisika menggunakan selang waktu kamera menghadap gletser dari puncak tebing yang menjulang 900m, serta membahayakan kehidupan mereka berusaha sedekat mungkin ke gunung es.

Penelitian baru datang sebagai ilmuwan dari Pennsylvania State University memperingatkan bahwa kenaikan suhu antara 2C dan 7C akan menyebabkan seluruh massa es Greenland mencair, sehingga 23 kaki kenaikan permukaan laut. Dampaknya, beberapa pulau kecil terancam terendam, bahkan "hilang" dari peta.

sumber : Sky News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement