Rabu 04 Aug 2010 19:14 WIB

Calon Wali Kota Diminta tak Bodohi Warga Tangsel

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG--Meski kampanye resmi Pemilukada Kota Tangerang Selatan (Tangsel) 2010 belum dimulai, para bakal calon walikota dan wakil wali kota sudah sejak lama melakukan sosialisasi melalui spanduk, stiker, poster, dan reklame berukuran besar maupun kecil. Tindakan para calon peserta perhelatan politik lokal tersebut dinilai membodohi warga Kota Tangsel.

Berdasarkan pantauan Republika, sejak awal tahun 2010, tampang para calon wali kota tersebut sudah menghiasi beberapa sudut Kota Tangsel, meski pada waktu itu mereka tidak menjual nama sebagai calon wali kota. Tidak hanya di jalanan, tampang mereka yang mentasbihkan dirinya sebagai tokoh masyarakat tersebut juga ditemukan di beberapa kantor instansi pemerintahan.

Menurut peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI), Burhanuddin Muhtadi, sebagian besar calon wakil dan walikota tersebut masih jual tampang. Mereka, sambung Muhtadi, masih terpaku dengan politik pencitraan. Menurutnya, apa yang dilakukan mereka selama ini seolah menghina warga Kota Tangsel yang terdidik dan terpelajar.

''Warga Kota Tangsel itu tidak bodoh dan jangan pikir warga bisa gampang terpesona dengan tampang-tampang mereka (calon wali kota) itu," ucap Burhanuddin, akhir pekan lalu.

Lebih lanjut Burhanuddin mengatakan, apa yang dilakukan oleh para calon walikota tersebut menunjukkan bahwa mereka miskin kapasitas dan integritas untuk menjadi seorang pemimpin.

Menurut Burhanuddin, para calon wali kota tersebut harus berhenti melakukan politik pencitraan. Sebaliknya, mereka harus menjelaskan tentang ide atau gagasan brilian yang dijadikan program prioritas untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi Kota Tangsel seperti persoalan sampah, transportasi, serta peningkatan SDM warga Kota Tangsel yang bisa menopang pembangunan.

Selain itu, sambung Burhanuddin, para calon wali kota tersebut juga jarus memiliki track record yang baik. Menurutnya, hal tersebut sangat penting terkait seberapa besar kemampuan yang dimiliki serta sejauh mana tidak memiliki cacatan hitam dalam perjalanan hidupnya seperti bebas korupsi dan maksiat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement