Selasa 03 Aug 2010 06:44 WIB

Selama Dandangan, Jalur Jepara-Demak Dialihkan

REPUBLIKA.CO.ID,DEMAK--Arus lalu lintas dari Jepara maupun dari arah Demak menuju Jepara harus melewati jalur alternatif, karena Jalur Sunan Kudus digunakan sebagai kegiatan tradisi Dandangan selama sepuluh hari untuk menyambut Ramadhan 2010.

Menurut Kepala Urusan Pembinaan dan Operasional Satuan Lalu Lintas Polres Kudus, Iptu Subakri, di Kudus, Senin, sejak 1 Agustus 2010 arus lalu lintas dari arah Jepara maupun Demak menuju Jepara disediakan jalur alternatif untuk memindahkan arus yang melewati Jalan Sunan Kudus.

Jalan alternatif yang disediakan untuk pengguna mobil pribadi maupun angkutan kota dari arah Jepara yang akan ke Kudus, dari perempatan Jember menuju Jalan HM Subckan - Jalan Kiai Nurhadi - Jalan Wahidin - Jalan Mangga ke kiri - Jalan Ramelan langsung mengarah ke Simpang Tujuh.

Sedangkan untuk bus dan truk dari arah Jepara, setelah perempatan Jember belok kiri menuju KH Asnawi - perempatan Peganjaran - Jalan Panjang - Jalan Barongan - Sunan Muria - Simpang Tujuh. "Dari arah Simpang Tujuh dapat mengambil jalur sebaliknya," ujarnya.

Sejumlah personel yang disebar di sejumlah pos maupun titik rawan kemacetan, katanya, akan memberikan petunjuk bagi pengguna jalan untuk dapat melewati jalur tersebut. "Khususnya, untuk pengguna jalan dari luar kota yang mungkin belum mengetahui ruas jalan yang ada di Kota Kudus," ujarnya.

Sedangkan jumlah personel gabungan yang diterjunkan selama perayaan tradisi Dandangan untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan, yakni sekitar 1.200 personel.

Tim gabungan yang akan terlibat dalam pengamanan ini, yakni Polres Kudus, Satpol PP, Dishubkominfo, dan Kodim.

Jumlah tersebut dibagi selama sepuluh hari penyelenggaraan Dandangan sejak 1 hingga 11 Agustus 2010. "Setiap harinya akan disiapkan sekitar 120 personel gabungan," ujar Kabag Ops AKP Yanu Wartono.

Keterlibatan ratusan personel tersebut, kata dia, bertujuan untuk menciptakan rasa aman bagi pengunjung maupun warga sekitar selama penyelenggaraan kegiatan tersebut berlangsung. "Kami juga ingin memastikan perayaan Dandangan berlangsung lancar dan aman tanpa ada gangguan," ujarnya.

Berdasarkan catatan sejarah, tradisi Dandangan muncul ketika pada masa Sunan Kudus, untuk mengetahui datangnya bulan puasa ditandai dengan tabuhan bedug. Jika bunyi itu terdengar maka besok adalah saatnya berpuasa.

Saat ini, tradisi yang bernuansa budaya dan berumur ratusan tahun tersebut berubah menjadi kegiatan yang bersifat ekonomi dengan menggelar kegiatan pasar malam selama 10 hari menjelang Ramadhan. Pemkab Kudus juga menyelenggarakan kirab menuju kawasan Menara dengan mengenakan berbagai macam kostum yang menggambarkan kekayaan kebudayan Kudus jelang Ramadhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement