Rabu 28 Jul 2010 05:43 WIB

Siswa SD Diduga Kembali Jadi Korban Penganiayaan Gurunya

Rep: Ilyas/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Malang nian nasib yang dialami Agung Haryono. Bocah sembilan tahun asal RT 5/17 Kampung Muara Baru, Kelurahan Penjaringan itu diduga dianiaya Ilah Fadilah, guru agama Agung di kelas 4 SD 01 Penjaringan, Jakarta Utara. Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 08.00 WIB, Senin (26/7) lalu.

Saat itu, Agung sedang keluar dari ruang kelasnya di lantai 2 menuju ruang guru untuk mengetahui waktu istirahat. Menurutnya, saat itu jam menunjukkan pukul 08.00, tapi saat hendak kembali ke ruang kelas, di tangga lantai 1, Agung bertemu Fadilah dan langsung digembek. "Bu Fadilah juga langsung menyeret saya ke ruang guru dan membenturkan kepala ke papan dinding," ujar Agung, saat ditemui di SD 01 Penjaringan, Selasa (27/7).

Agung datang ke sekolahnya bersama Ibunya, Daltiah (45 tahun) untuk dipertemukan dengan Fadilah setelah divisum di RS Pluit. Dalam pantauan Republika, kondisi fisik Agung sehat. Hanya terlihat bekas benjolan berwarna hitam di wajahnya yang diduga akibat dibenturkan ke papan dinding di ruang guru.

Dari wajahnya juga masih terlihat trauma yang mendalam, terutama untuk bertemu guru yang menganiya dirinya itu. Menurut anak berkulit kuning dan bercita-cita menjadi tentara itu, tidak sekali ini saja dia diperlakukan keras oleh guru agamanya itu. Sejak kelas 1 hingga saat ini, dia mengaku sudah tiga kali digembek dan diperlakukan kasar oleh Fadilah. "Dulu, waktu saya kelas satu, saya dicubit sampai biru," cetusnya.

Tapi, Agung mengaku diancam kalau sampai mengadu ke orang tuanya. "Dia (Fadilah, red) bilang, 'awas kalau bilang ibu bapak'," dia menirukan ancaman Fadilah.

Korbannya pun, diceritakan Agung, tidak hanya dirinya, tetapi juga teman-teman sekelasnya. "Teman saya yang juga sering dipukul, Supakri dan Deva," tambah anak yang menyatakan siap masuk lagi di sekolahnya pada Kamis mendatang.

Daltiah, ibu Agung, mengaku sangat kesal dengan perlakuan Fadilah. Sebab, meski sempat dimaafkan atas perlakuannya pada saat kelas satu, Fadilah masih mengulanginya lagi. "Saya sudah sangat kesal. Bahkan saya tidak mau damai. Orang seperti dia memang perlu dikasih pelajaran," kata ibu empat anak itu.

Agung sendiri merupakan anak Daltiah yang ketiga. Perempuan yang berprofesi sebagai pedagang itu, mengatakan, dari hasil visum di RS Pluit, Agung diminta agar diperiksakan ke ahli syaraf dan ahli mata.

Bu Fadilah membantah

Sementara itu, Ilah Fadilah, guru yang dituduh menganiaya Agung membantah tuduhan tersebut. Bahkan, dia mengaku kaget setelah ada berita di media, kalau dirinya dituduh melakukan penganiayaan pada Agung. Padahal, dia tidak bertemu Agung saat di sekolah. "Kemarin, saya tidak mengajar kelas 4, saya juga tidak bertemu Agung sama sekali," tuturnya.

Oleh karena kagetnya itu, Selasa pagi, perempuan asal Karawang itu pergi ke rumah Agung untuk menemui. Tetapi, setelah ditemui Agung langsung menjauh dari Fadilah.

Saat pulang dari rumah Agung, Fadilah mengaku bertemu Juleha, salah seorang pemilik warung yang tak jauh dari rumah Agung. Juleha, kata Fadilah memberitahukan kalau pada Ahad (25/7) malam lalu ia melihat Agung jatuh dari teras rumahnya. "Kata penjaga warung, malam Senin kemarin melihat Agung jatuh dari teras rumahnya," cetus Fadilah. "Karenanya saya syok."

Fadilah membantah kalau dalam mengajarnya menggunakan cara kekerasan. Yang dia lakukan, menurutnya, hanya sekadarnya saja untuk membuat siswa tidak bandel. "Memang kelas 1, Agung pernah dicubit, tapi sedikit. Pernah kemarin waktu saya bagi-bagi buku LKS, ada dua anak bandel, langsung pura-pura diadu sedikit kepalanya, setelah itu langsung disuruh minta maaf. Itu pun bukan Agung," kilah guru yang mengajar di sekolah tersebut sejak 2001 lalu.

Guru wali kelas 3, Khaerul Hasan, menceritakan, saat kelas 3, Agung sering mengalami muntah-muntah. "Kadang, setelah bercerita, ujung-ujungnya Agung muntah. Saya pernah juga memijatkan leher Agung karena muntah di kamar mandi," kata Khaerul.

Tapi, pernyataan Khaerul tersebut dibantah Daltiah. Menurutnya, Agung tidak pernah punya penyakit, baik itu mual-mual apalagi muntah-muntah. Sementara itu, Kepala Sekolah SD 01 Penjaringan, Suharjo, mengatakan, pihaknya berharap kasus tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak dibawa ke ranah hukum.

Hingga saat ini, Suharjo juga belum bisa memastikan siapa yang sebenarnya bersalah dalam peristiwa tersebut. "Saya tidak tahu siapa yang salah, sebab Bu Fadilah mengaku tidak melakukan aksi kekerasan yang dituduhkan kepadanya," kata Suharjo.

Meski demikian, untuk sementara, Suharjo akan menghentikan aktivitas Fadilah mengajar di sekolah tersebut. "Kami selesaikan dulu masalah Agung, bagaimana sakitnya. Mengenai Ilah Fadilah mulai besok agar tidak mengajar dulu sampai masalah ini selesai. Itu untuk menenangkan," janjinya.

Mengenai pembiayaan perawatan Agung, jika itu besar, pihak sekolah, kata Suharjo siap membantu, meskipun tidak secara keseluruhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement