REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Sebanyak 505.550 orang peserta dan penggembira Muktamar ke-46 Muhammadiyah atau Muktamar Satu Abad Muhammadiyah di Yogyakarta pada 3-8 Juli 2010 diperkirakan membelanjakan uangnya total mencapai Rp732 miliar. "Nilai belanja rata-rata selama muktamar mencapai Rp1,45 juta rupiah per orang dengan pengeluaran utama pada pakaian jadi, makanan dan transportasi," kata Pemimpin Bank Indonesia (BI) Yogyakarta Sutikno di Yogyakarta, Selasa (20/7).
Angka itu, menurut dia, keluar berdasar hasil survei BI Yogyakarta bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) selama pelaksanaan muktamar untuk mengetahui dampak kegiatan bagi perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ia mengatakan, kegiatan muktamar juga telah memberikan peluang usaha bagi pedagang di DIY dengan komoditas utama yang dijual antara lain makanan dan minuman, pakaian jadi, dan souvenir.
"Dengan demikian, dapat dispastikan bahwa pelaksanaan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah cukup memberikan dampak terhadap perekonomian di DIY," katanya. Selain itu, hasil konfirmasi di empat pasar tradisional, yakni Pasar Demangan, Kranggan, Beringharjo, dan Giwangan menyimpulkan kenaikan harga yang terjadi di pasar. Hanya saja kenaikan bukan karena pelaksanaan muktamar, tetapi lebih disebabkan oleh faktor lain.
Ia mengatakan, penyebab kenaikan harga adalah gagal panen da kurangnya persediaan, banyaknya hajatan, liburan dan kenaikan tarif dasar listrik (TDL). "Tingkat perubahan harga barang umum di pasar saat muktamar sebesar 15,9 persen, setelah muktamar sebesar 2,9 persen, dan jika dibandingkan sebelum dan sesudah muktamar mengalami peningkatan harga sebesar 19,2 persen," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
