Jumat 16 Jul 2010 04:11 WIB

Cucu Habibie Dapat Medali di Kontes Matematika Dunia

Rep: Anissa Mutia/ Red: Endro Yuwanto
Matematika/ilustrasi
Matematika/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Tim Indonesia yang terdiri dari siswa sekolah dasar (SD) berhasil meraih medali emas kategori beregu dan medali perak individu pada ajang '13th Po Leung Kuk Primary Mathematics Wold Contest (PMWC)' di Hongkong. Salah satu siswa SD yang mendapat medali itu adalah cucu Mantan Presiden BJ Habibie.

Empat siswa peraih medali perak tersebut adalah Nicholas Steven Husada (SD Universal Jakarta), Rezky Arizaputra (SD Al Azhar Rawamangun), Stanley Orlando (SD Santa Ursula Jakarta Pusat), dan Agasha Kareef Ratam (SD Al Izhar Pondok Labu), cucu Habibie.

Direktur Pembinaan TK/SD Kementerian Pendidikan Nasional, Mudjito, menyampaikan tim Indonesia berada di group Yellow bersama-sama dengan Cina, Hongkong, Taiwan, dan Singapura. Negara-negara ini, kata dia, merupakan saingan kuat Indonesia.

"Alhamdulillah kami mendapatkan emas yang sangat prestisius dan itu diperoleh oleh anak-anak Indonesia," ujar Mudjito di Bandara Soekarno Hatta, Rabu (14/7) sore.

Tahun ini adalah keempat kalinya Indonesia mengikuti PMWC. Kontes diikuti oleh 14 negara, yakni Bulgaria, Cina, Hongkong, India, Indonesia, Malaysia, Makau, Filiphina, Rusia, Singapura, Afrika Selatan, Taiwan, Thailand, dan Amerika Serikat. Peserta terdiri atas 44 tim (176 siswa). Kontes ini diperuntukkan bagi siswa sampai dengan grade sembilan (SD-SMP).

Agasha, si cucu Habibie itu merasa bangga dapat medali perak. Dia mengaku menyukai pelajaran Matematika yang dianggap sulit oleh sebagian siswa. "Saya suka matematika karena soal-soalnya menarik dan menantang," kata siswa yang mendapat nilai Ujian Akhir Sekolah 28,35 itu.

Meski berhasil mendapat medali perak, Agasha mengakui sempat kesulitan dalam menghadapi soal-soal di ajang olimpade yang diikuti oleh 14 negara itu. Dia mengungkapkan kunci keberhasilannya adalah tekun belajar dan meningkatkan ketelitian dalam mengerjakan soal. “Selain belajar, aku berusaha untuk lebih teliti saja dalam mengerjakan soal,” imbuhnya.

Ashoya, ibunda Agasha, mengaku sangat takjub dengan prestasi anak semata wayangnya. Namun, awalnya dia sempat merasa khawatir  anaknya tidak mampu mengiktui ajang olimpiade matematika internasional itu. “Saya benar-benar tidak menyangka dengan perstasi Agasha,” katanya.

Agasha juga telah mengoleksi dua medali emas dan tiga medali perak di ajang olimpiade matematika hingga saat ini. Nantinya, Aghasa bercita-cita menjadi peneliti seperti James Watt.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement