Rabu 07 Jul 2010 02:25 WIB

Tidak Merapikan Tempat Tidur Justru Bikin Sehat?

Tempat tidur tak dibereskan, rusuh dan tidak rapi. (Illustrasi)
Foto: Pamelaannedavis.wordpress.com
Tempat tidur tak dibereskan, rusuh dan tidak rapi. (Illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KINGSTON, INGGRIS--Tidak membereskan tempat tidur anda pagi hari usai bangun tidur bisa jadi membuat anda tetap sehat. Setidaknya itu yang diyakini para ilmuwan di sebuah universitas di Inggris.

Periset menyatakan tempat tidur yang tak dibereskan mungkin terlihat berantakan. Namun, tempat tidur lusuh juga tak menarik bagi tungau debu rumah yang diduga menjadi penyebab asma dan sejumlah alergi.

Sebuah studi yang dilakukan Universitas Kingston menemukan bahwa tungau tidak dapat bertahan hidup di kondisi hangat dan kering yang ditemukan di tempat tidur berantakan. Perlu pula diketahui, rata-rata tempat tidur dapat menjadi tempat tinggal 1,5 juta tungau debu rumah.

Para tungau, yang memiliki dimensi panjang kurang dari satu milimeter mendapat makan dari kulit manusia dan memproduksi alergen yang mudah dihirup ketika tidur. Kondisi hangat dan lembab tempat tidur yang tengah digunakan sangat ideal bagi makhluk-makhluk itu, namun mereka cenderung tidak berkembang ketika pasokan kelembaban berkurang.

Kelenjar Kecil

Para ilmuwan mengembangkan model komputer untuk merekam jejak bagaimana pergantian di rumah dapat menekan jumlah tungau debu di tempat tidur. Salah satu periset, Stephen Pretlove, berkata "Kita tahu tungau hanya bisa bertahan dengan mengambil air dari atmosfer menggunakan kelenjar kecil yang terletak di luar tubuhnya.

"Sesuatu sesederhana seperti meninggalkan tempat tidur tak dirapikan hingga siang hari dapat menghilangkan kelembabn seprai dan kasur sehingga tungau akan dehidrasi dan akhirnya mati.

Riset mereka di tahap berikut, para ilmuwan menempatkan kantung tungau ke tempat tidur di 36 rumah di Inggris untuk menguji model komputer mereka. Mereka menginvestigas bagaimana rutinitas harian orang-orang mempengaruhi populasi tungau. Fitur-fitur bangunan rumah seperti pemanas, ventilasi dan insulasi panas juga dimasukkan untuk mengawasi bagaimana tungau mengatasi kondisi tersebut.

Pretlove mengatakan hasil riset itu berpotensi menekan perawatan penyakit akibat tungau hingga sebesar 700 Poundsterling (Rp9,7 jutaan) setiap tahunnya di Inggris. "Penemuan kami juga dapat membantu desainer rumah menggubah rumah sehat dan juga pekerja kesehatan untuk menanggulangi bagian lingkungan yang paling berisiko terhadap tungau," imbuhnya

Matt Hallsworth, dokter dari yayasan Asma di Inggris mengatakan alergen tungau debu rumah menjadi pemicu utama banyak orang mengidap Asma, meski ia sendiri mengatakan tak sulit pula untuk menghindari. Pernyataan itu disetujui oleh guru besar dari Masyarakat Inggris untuk Alergi dan Imunologi Klinik, Andrew Wardlaw.

Ia berkata, "Tungau memiliki peran penting dalam asma dan alergi dan akan sangat baik jika ditemukan cara-cara untuk memodifikasi rumah agar konsentrasi tungai dapat ditekan,".

"Memang benar tungau butuh kondisi lembab basah untuk berkembang dan tak dapat bertahan di kondisi sangat kering (seperti gurun)," imbuh Andrew. "Hanya saja, sebagian besar rumah di Inggris memiliki kelembaban cukup baik bagi tungai dan saya rasa sulit untuk meyakini bahwa sekedar tak membereskan tempat tidur akan memiliki dampak nyata pada keseluruhan kelembaban."

sumber : bbc
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement