Senin 14 Jun 2010 03:22 WIB

KPAP Desak Dinkes DKI Turunkan Biaya Pemeriksaan ODHA

Rep: C14/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Komisi Penanggulangan AIDS (KPAP) Provinsi DKI Jakarta mengusulkan agar biaya pemeriksaan cluster of differentiation 4 (CD4) lebih rendah dari biaya yang dikenakan rumah sakit atau laboratorium medis yang tidak terjangkau Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

Idealnya biaya yang dikeluarkan untuk satu kali pemeriksaan sebesar Rp 50 ribu. Saat ini, usulan tersebut telah disampaikan ke Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan sedang dalam tahap pembahasan.

Ketua KPAP DKI Jakarta, Rohana Manggala, mengatakan Provinsi DKI Jakarta telah mempunyai laboratorium dan alat pemeriksa kadar CD4 di lima RSUD. Kelima RSUD tersebut yakni RSUD Tarakan, RSUD Koja, RSUD Pasarrebo, RSUD Cengkareng, dan RUSD Duren Sawit.

Namun, dari kelima RSUD tersebut, baru RSUD Tarakan yang melakukan pemeriksaan kadar CD4 dengan harga Rp 50 ribu untuk sekali pemeriksaan. Sementara yang RSUD lainnya menerapkan harga jauh lebih tinggi, bahkan hampir sama dengan biaya yang dikenakan rumah sakit atau laboratorium medis swasta berkisar Rp 200 ribu hingga Rp 250 ribu untuk sekali pemeriksaan.

“Padahal seorang ODHA memerlukan pemeriksaan kadar CD4 secara rutin setiap bulannya. Agar bisa tahu penanganan kesehatannya. Kalau diberi harga mahal, tentu mereka tidak sanggup, karena pada umumnya ODHA adalah warga miskin,” kata Rohana, Ahad (13/6).

Memang tahun lalu, lanjutnya, Pemprov DKI telah memberikan anggaran untuk pemeriksaan CD4 bagi 1.000 secara gratis. Namun hal itu tidak bisa dilakukan lagi tahun ini karena keterbatasan anggaran, padahal cukup banyak ODHA yang meminta pemeriksaan CD4 gratis.

Karena DKI sudah memiliki alat dan laboratorium untuk pemeriksaan CD4, maka KPAP DKI Jakarta mengusulkan harga murah untuk pemeriksaan kepada Dinas Kesehatan DKI. “Kita ingin membantu masyarakat miskin yang terkena HIV/AIDS dapat memeriksa dengan biaya murah. Supaya tidak menjadi beban bagi RSUD, maka pasien akan tetap bayar. Agar tetap ada pemasukan ke rumah sakit,” ujarnya.

Sambil menunggu disetujui usulan tersebut, KPAP DKI terus berupaya memberikan pemeriksaan CD4 gratis, meski jumlah ODHA yang diperiksa terbatas karena anggaran KPAP DKI tahun ini terbatas. Tahun ini, dalam APBD DKI 2010, KPAP DKI hanya menerima anggaran sebesar Rp 15 miliar, jumlah ini menurun 40 persen dari APBD 2009 berjumlah Rp 27 miliar.

Menurutnya, KPAP DKI mendapatkan dukungan sepenuhnya dari Gubernur DKI Jakarta untuk mengajukan anggaran tambahan dalam APBD Perubahan yang akan diusulkan pada pekan kedua Juli 2010. “Gubernur bilang KPAP DKI harus berjuang agar mendapatkan tambahan anggaran dalam pembahasan APBD Perubahan,” lanjutnya.

Tidak hanya itu, Rohana menegaskan KPAP juga terus berjuang supaya 44 Puskesmas Kecamatan di DKI Jakarta mampu menyediakan metadon bagi ODHA secara gratis. Tahun lalu, baru 33 Puskesmas Kecamatan yang mampu menyediakan metadon. Tahun ini, bertambah 6 puskesmas kecamatan, sehingga total puskesmas kecamatan yang tersedia metadon ada 39 puskesmas. Sementara, untuk puskesmas kelurahan belum bisa terjangkau karena keterbatasan anggaran.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD DKI Jakara, Lulung Lunggana, mendesak setiap rumah sakit untuk menurunkan biaya pemeriksaan CD4 hingga terjangkau oleh para penderita ODHA. Lulung menjelaskan, AIDS merupakan suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh infeksi HIV(Human Immunodeficiency Virus) sehingga menyebabkan hilangnya kekebalan tubuh yang membuat penderita mudah terjangkit penyakit infeksi.

Kekurangan imunitas tubuh dapat dilihat dari kadar CD4 (kurang dari 200) dalam tubuh. "Oleh karena itu penderita harus selalu mengontrol kadar CD4-nya setiap saat. Dengan biaya yang terjangkau, penderita bisa selalu mengantisipasi kondisi kesehatannya," ujar Lulung. c14

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement