Rabu 05 May 2010 04:52 WIB

Duh, Penderita TBC di Jakarta Selatan Meningkat

Rep: Soraya Bunga Larasati / Red: Endro Yuwanto

JAKARTA--Pengidap penyakit tuberculosis (TBC) di wilayah Jakarta Selatan meningkat. Menurut data Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan (Jaksel), jumlah pengidap TBC di tahun 2009  sebanyak 7.126 kasus. Jumlah ini meningkat secara signifikan dari tahun 2008 sebanyak 6.465 kasus.

Peningkatan kasus TBC ini terbagi menjadi dua tipe. Yang pertama yakni penyakit TB BTA positif, yakni penyakit TBC yang sangat menular. Menurut wakil Supervisor Kusta dan TBC Sudin Kesehatan Jaksel, Sri Gunarti, penyakit TB tipe BTA+ ini mampu menulari sepuluh sampai lima belas orang.

Pada tahun  2008 kasus penyakit TB tipe BTA+ ini berjumlah 1.799, jumlah ini meningkat menjadi 1.823 kasus TB BTA+ pada tahun 2009. Sedangkan untuk penyakit TB segala tipe tercatat sebanyak 4.666 kasus di tahun 2008 dan meningkat jadi 5.303 kasus di tahun 2009.

''Penyakit TBC ini merupakan penyakit menular langsung yag disebabkan oleh kuman TB- Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman TBC menyerang paru-paru, juga dapat mengenai organ tubuh lainnya seperti otak, tulang, dan kelenjar,” jelas Sri Gunarti.

Orang bisa divonis mengidap TBC, tambah Sri, bila dalam dahaknya ditemukan kuman TBC. “Menularnya TBC dapat melalui kontak fisik dengan pengidap, setelah kuman TBC masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman dapat menetap di paru dan berkembang biak. Keadaan yang paling memudahkan penularan TBC antara lain tinggal bersama pasien TBC menular dalam waktu lama,” paparnya.

Kumam TBC bisa berkembang bertahun-tahun dalam tubuh

Namun, Sri menambahkan, tertular TBC tidak berarti seseorang telah menderita TBC, sesudah beberapa lama bahkan bisa memakan waktu bertahun-tahun, bila keadaan memungkinkan, kuman akan berkembang biak dan akan menjadi positif  TBC kalau daya tahan tubuh lemah. Kuman TBC tersebut juga dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya.

Oleh karena itu, tegas Sri, warga harus mampu mengenali gejala TBC agar dapat melakukan pencegahan sebelum terlambat. Gejala TBC yang paling sering ditemui adalah batuk berdahak terus menerus selama dua minggu atau lebih, sesak nafas dan nyeri di dada, dahak bercampur darah atau batuk darah. Badan lemah, nafsu maka berkurang, berat badan turun, kurang enak badan, lemah atau malaise, dan sering berkeringat di malam hari walaupun tidak ada kegiatan.

Mengingat cepatnya peningkatan kasus TBC di Jaksel, Sri menghimbau kepada masyarakat dan setiap kader puskesmas untuk memberikan penyeluhan mengenai TB kepada masyarakat. ''Penuntasan kasus ini adalah tanggung jawab bersama, baik elemen masyarakat, maupun para kader dan petugas kesehatan. Penting untuk mengobati TBC sebelum menjadi terlalu akut,'' tegasnya.

Pemerintah Kota dan Sudin Kesehatan Jaksel menargetkan penurunan 50 persen jumlah kasus TBC pada tahun 2015-2010. Saat ini, penyuluhan dan pelayanan bagi para penderita TBC menjadi prioritas utama puskesmas-puskesmas dan rumah sakit di Jaksel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement