Selasa 11 May 2021 10:34 WIB

Digitalisasi, Obat Mujarab UMKM Bertahan di Masa Pandemi

Strategi ini paling mumpuni untuk membangkitkan kembali UMKM

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Digitalisasi, Obat Mujarab UMKM Bertahan di Masa Pandemi (Foto: Sufri Yuliardi)
Digitalisasi, Obat Mujarab UMKM Bertahan di Masa Pandemi (Foto: Sufri Yuliardi)

Digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan keharusan di masa pandemi Covid-19. Digitalisasi bahkan dinilai menjadi obat mujarab paling mumpuni untuk membantu UMKM bertahan dan bangkit di masa pandemi Covid-19.

Program digitalisasi UMKM salah satunya dilakukan PT Bank DKI Jakarta. Pemimpin Divisi Komunikasi Bisnis Bank DKI Edy Supriyadi mengatakan, pandemi Covid-19 telah berdampak kepada debitur Bank DKI.

Menurut dia, ada sebanyak 42,8 persen debitur kredit mikro yang terdampak dengan jumlah baki debet terdampak mencapai 55,2 persen. Adapun debitur kredit ritel terdampak sebanyak 29 persen dengan jumlah total baki debet terdampak sebesar 38,2 persen. 

Edy mengatakan, Bank DKI memberikan beberapa alternatif relaksasi bagi debitur yang terdampak, termasuk bagi UMKM. "Relaksasi itu, antara lain,  penangguhan pokok pinjaman, penurunan suku bunga, dan penambahan tenor," kata Edy dalam webinar  Klub Jurnalis Ekonomi Jakarta yang membahas digitalisasi UMKM, Senin (10/5/2021).

Baca Juga: UMKM yang Online Terbukti Pulih Lebih Cepat Dibanding Offline

Selain memberikan relaksasi, Bank DKI turut membantu pelaku UMKM bertahan dengan berbagai program digitalisasi. Bank DKI, ujar dia, membangun ekosistem finansial digital yang terpadu dengan konsep 3S, yaitu smart, simpel, dan secure. 

Simpel artinya nasabah dapat melakukan //self service// untuk fasilitas perbankan digital bank DKI. Kemudian Smart, nasabah, termasuk pelaku UMKM, bisa melakukan akses kapanpun ke fasilitas digital bank DKI. "Ini termasuk untuk pengajuan kredit," katanya. 

Sedangkan konsep Secure adalah proses underwriting yang baik yang akan membantu kelancaran pembayaran pinjaman dan menekan risiko kredit macet (NPL). 

Edy menyampaikan, salah satu misi Bank DKI adalah mendukung pertumbuhan Jakarta melalui pengembangan UMKM serta kemudahan bertransaksi dan mewujudkan sistem transaksi nontunai. Dalam mendukung misi tersebut, Bank DKI fokus pada pengembangan pengusaha UMKM dan melakukan digitalisasi sampai ke level terkecil. 

Ia mengatakan, salah satu program yang dijalankan adalah penerapan digitalisasi terhadap pedagang pasar dan pedagang kaki lima. Melalui program ini, Bank DKI mengajak pedagang UMKM, khususnya yang berada di Pasar Jaya dan pedagang kaki lima yang berada pada lokasi naungan Pemprov DKI, melakukan digitalisasi melalui penawaran produk dan layanan digital yang komprehensif.  

"Ada sejumlah layanan digital yang dikembangkan terkait hal tersebut. Yaitu, membangun Agen Laku Pandai, pengelolaan keuangan, UMKM go digital, dan kartu pedagang," katanya.

Senada dengan Edy, Ketua Kadin DKI Jakart Diana Dewi mengatakan, keberadaan UMKM memiliki peran penting dalam perekonomian. Dan untuk mengembalikan perannya, UMKM perlu masuk ke dalam ekosistem digital.

"Jadi, untuk membuat UMKM kita naik kelas, kita harus membimbing mereka untuk go digital. Strategi ini juga paling mumpuni untuk membangkitkan kembali UMUM di masa pandemi dan mengembalikan UMKM sebagai tulang puggung perekonomian," cetusnya dalam acara yang sama.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement