Rabu 05 May 2021 20:00 WIB

Perlunya Pengenalan Tumor Payudara di Usia Muda

Acara virtual talkshow YKPI ini diikuti kurang lebih 574 peserta.

Dokter Spesialis Bedah Onkologi RS Dharmais, dr Febriyanto Kurniawan,Sp B(K) Onk dalam acara talkshow YKPI.
Foto: DOK YKPI
Dokter Spesialis Bedah Onkologi RS Dharmais, dr Febriyanto Kurniawan,Sp B(K) Onk dalam acara talkshow YKPI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Kanker Payudara Indonesia kembali menggelar virtual talkshow bertajuk “Mengenal Tumor Payudara di Usia Muda”. Acara ini diikuti kurang lebih 574 peserta pada Kamis (29/4) lalu.

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katholik Atma Jaya, Dr.dr. Felicia Kurniawan, M.Kes mengatakan perlunya perhatian lebih untuk bisa menekan angka kanker payudara stadium lanjut. “Kanker menjadi penyebab kematian ketiga terbanyak di Indonesia setelah jantung dan stroke,” kata dia. 

Baca Juga

Kanker dominan terjadi pada wanita adalah kanker payudara dan kanker serviks. Saat ini tidak sedikit remaja putri menderita tumor di payudaranya meskipun tidak semuanya berkembang menjadi kanker. Tetapi, data penelitian menunjukkan adanya kecenderungan penurunan usia penderita kanker terutama di usia remaja akibat adanya perubahan gaya hidup. 

Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian di antara semua penyakit kanker yang diderita wanita di Indonesia. Meningkatnya angka kematian akibat kanker payudara  salah satunya karena terdeteksi sudah stadium lanjut. 

“Untuk mengatasi hal tersebut, tentunya kita perlu memberikan perhatian dan upaya yang lebih besar dalam melakukan promosi kesehatan pencegahan penyakit kanker payudara dan melakukan deteksi dini secara berkala. Dengan demikian, diharapkan angka kejadian kanker payudara dan angka kematian akibat kanker payudara dapat diturunkan,” kata Felicia.

Perlunya mengenal dan memahami tentang penyakit tumor payudara di usia muda juga diungkapkan Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Faisal MM Par. Ia menuturkan anak muda membutuhkan pengetahuan dan literasi tentang penyakit tumor payudara.

“Peran kampus dalam hal ini wajib mendukung upaya pencegahan risiko tumor payudara melalui program sosialisasi kepada mahasiswa dan mahasiswi mengenai tumor payudara. Serta pentingnya menjaga pola hidup sehat, pendeteksian dan pemeriksaan dini mahasiswa-mahasiswi terhadap penyakit generatif seperti tumor, kanker dan sebagainya,” tutur Faisal.

Tumor merupakan kanker jinak yang tidak bisa dibiarkan begitu saja dan harus ditangani dengan maksimal. Meskipun jinak, penyakit ini tidak bisa dipandang sebelah mata dan harus mendapatkan perhatian khusus dari para perempuan terutama yang masih berusia muda. Deteksi dini adalah cara yang paling ampuh untuk menemukan tanda-tanda adanya penyakit tumor atau kanker sedini mungkin.

“Setiap pertumbuhan benjolan yang abnormal yang berada di tubuh kita itu disebut tumor. Tumor yang terdapat di payudara adalah tumor yang sangat banyak terjadi pada perempuan,” ujar Dokter Spesialis Bedah Onkologi RS Dharmais, dr Febriyanto Kurniawan,Sp B(K) Onk yang menjadi narasumber dalam talkshow ini.

Kanker payudara itu adalah kanker nomor satu yang angka kejadiannya terjadi pada perempuan. Kadang-kadang tumor payudara pada usia muda itu terabaikan. Penyebabnya, perempuan pada usia muda kurang peduli dan punya pengetahuan kurang tentang tumor payudara. 

“Kelainan ini sangat penting untuk diketahui dan jangan dibiarkan. Karena, pada usia muda setelah haid tumor-tumor yang banyak timbul sebagian besar jinak tetapi tetap harus ditangani dengan maksimal,” kata dia

Salah satu deteksi dini adalah dengan menerapkan SADARI, yaitu periksa payudara sendiri. Namun selain itu ada juga SADANIS yaitu pemeriksaan payudara secara klinis. Deteksi dini, kata dia, tidak bisa selesai di SADARI saja. Apabila terdapat benjolan harus dilanjutkan ke SADANIS. Tujuannya adalah menemukan tanda-tanda adanya benjolan sedini mungkin. Intinya adalah pada pemeriksaan payudara yang penting  semua bagian dari payudara harus diperiksa.

Dokter kelahiran Palembang, 22 Februari 1977 itu juga menyampaikan bahwa tidak menutup kemungkinan laki-laki juga dapat mengidap tumor payudara walaupun kemungkinannya sangat kecil.

Linda Agum Gumelar yang merupakan survivor kanker payudara sekaligus host dalam acara talkshow ini mengatakan, YKPI berusaha mengambil langkah untuk menekan angka penyakit kanker payudara stadium lanjut. Caranya dengan mengedukasi masyarakat khususnya kalangan usia muda untuk dapat lebih memahami bahayanya penyakit kanker payudara.

Sebab jika kanker payudara ditemukan dalam stadium awal dan langsung dilakukan pemeriksaan ke dokter, ditangani secara medis, maka angka harapan hidupnya lebih tinggi. Melalui kegiatan talkshow ini, kata Linda, YKPI berharap peserta selain bisa menerapkan SADARI juga menjalankan perilaku hidup sehat dengan menerapkan perilaku CERDIK. “CERDIK adalah kepanjangan dari C(Cek Kesehatan Rutin), E(Enyahkan Asap Rokok), R(Rajin Aktivitas Fisik), D(Diet yang Seimbang), I(Istirahat Cukup) dan K(Kelola Stres),” kata  Linda.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement