Tiga Peristiwa Bersejarah di Bulan Ramadhan

Red: A.Syalaby Ichsan

Kamis 15 Apr 2021 14:43 WIB

Pergi tempu dulu. Mereka berkonvo menyusuri gurun pasir yang ganas Foto: google.com Pergi tempu dulu. Mereka berkonvo menyusuri gurun pasir yang ganas

REPUBLIKA.CO.ID, Ramadhan bukan hanya menjadi bulan penuh keberkahan, namun juga menjadi momentum bersejarah bagi umat Islam seluruh dunia. Mengingat di bulan ini terjadi tiga peristiwa besar, yakni diturunkannya Alquran atau saat ini diperingati sebagai Nuzulul Quran, terjadinya Perang Badar, dan penaklukkan kota Makkah atau biasa disebut Fathu Makkah. 

Saat Nabi mencapai usia 40 tahun, tepatnya pada 17 Ramadhan 13 tahun sebelum Hijriyah, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama di Gua Hira. Pakar astronomi Syekh Mahmud Basya menuturkan, waktu itu bertepatan dengan awal Februari tahun 610 Masehi.

Mendekati masa-masa turunnya wahyu pertama, Nabi sangat sering berkhalwat di Gua Hira, menjauh dari manusia dan beribadah khusyu’ di sana selama beberapa hari, bahkan berbulan-bulan. Di tengah-tengah peribadatannya di Gua Hira, Nabi SAW didatangi Malaikat Jibril lalu berkata, “Bergembiralah wahai Muhammad, aku Jibril. Dan engkau adalah utusan Allah untuk umat ini,” ucapnya. 

Pada hari itu turunlah wahyu pertama yakni surat Al-Alaq ayat 1-5 yang diturunkan Allah SWT melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, dan hingga kini diperingati sebagai hari Nuzulul Quran. 

Peristiwa bersejarah kedua yaitu Perang Badar. Perang yang disebut Ghazwah Badr al-Kubra adalah perang yang menjadi pembeda, karena menandai awal kejayaan kaum Muslimin. Dalam peperangan ini, Nabi membawa 313 pasukan Muslim untuk menghadapi 950 pasukan non-Muslim. 

Perbedaan jumlah pasukan yang mencolok tersebut tidak lantas mengecilkan nyali tentara Muslim. Dengan tekad yang kuat membela Nabi, kaum Muslimin berhasil mengalahkan pasukan kafir. Dari pasukan Muslim, gugur 14 orang syahid. Sedangkan dari pasukan kafir yang terbunuh dan tertawan masing-masing 70 orang, dan salah satunya adalah Abu Jahal.

Selepas perang, Nabi memerintahkan untuk mengebumikan umat Muslim yang gugur, demikian kaum kafir yang terbunuh. Peristiwa perang badar, menurut para ahli sejarah terjadi pada Jumat 17 Ramadhan tahun 2 Hijriyah atau bertepatan dengan 13 Maret 624 Masehi.

Peristiwa bersejarah terakhir terjadi pada 20 Ramadhan tahun 8 Hijriyah. Hari itu merupakan waktu yang bersejarah dalam Islam, karena Rasulullah dan para sahabat berhasil menaklukan kota Makkah dalam sebuah peperangan yang disebut dengan perang Fathu Makkah (penaklukan Makkah). Peperangan tersebut dipicu oleh perlakuan orang Quraisy yang merusak satu perjanjian dari beberapa perjanjian Hudaibiyyah. 

Saat itu, orang Quraisy bersekongkol dengan kabilah lainnya untuk memerangi orang-orang yang berdamai dengan Rasul. Dalam pertempuran itu, Nabi mengerahkan 10.000 pasukan Muslim, dan mengutus Khalid bin Walid sebagai panglima perang. Rasulullah selalu berpesan agar tidak memulai menyerang sebelum diserang. 

Saat perang terjadi, Nabi beserta bala tentara berperang dalam keadaan berpuasa, namun tidak menjadikan mereka lemah. Sebaliknya, pasukan Muslim berhasil menaklukkan tentara Quraisy hingga mereka menyatakan menyerah. Pascaperang itu, Nabi memerintahkan untuk menghancurkan berhala di sekitar Ka’bah yang berjumlah 360 buah, dilanjutkan dengan kumandang takbir oleh kaum Muslimin, sholatnya Rasulullah di Maqam Ibrahim dan meminum air Zam Zam. 

Meski telah berhasil memenangkan pernah dan merebut kebebasan Makkah, Rasulullah tak serta merta menghabisi para musuh. Sebaliknya Rasulullah memaafkan mereka dan mengizinkan mereka untuk bebas, walaupun sebelumnya mereka adalah orang uang selalu berusaha menyakiti dan membunuh Nabi.