Selasa 06 Apr 2021 11:29 WIB

5 KRI dan 2.500 Personel TNI Dikerahkan Bantu Bencana NTT

Personel TNI akan membantu proses evakuasi korban bencana NTT

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Nashih Nashrullah
Personel TNI akan membantu proses evakuasi korban bencana NTT. Kondisi Provinsi NTT yang mengalami bencana banjir.
Foto: WALHI
Personel TNI akan membantu proses evakuasi korban bencana NTT. Kondisi Provinsi NTT yang mengalami bencana banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengirimkan lima kapal perang republik Indonesia (KRI) untuk membantu penanganan bencana alam di Nusa Tenggara Timur (NTT). TNI juga mengerahkan 2.500 personelnya untuk menbantu proses evakuasi. 

"TNI mengirim 5 KRI termasuk KRI rumah sakit, tiga hercules dan dua CN-295," ujar Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, lewat pesan singkat kepada Republika.co.id, Selasa (6/4). 

Baca Juga

Hadi mengatakan, saat ini pesawat hercules dalam proses membawa bantuan ke daerah Maumere, NTT. TNI juga memberikan bantuan berupa puluhan dapur lapangan dan rumah sakit lapangan untuk masyarakat terdampak bencana alam yang diakibatkan oleh cuaca ekstrem tersebut. 

"Saat ini pesawat hercules membawa bantuan ke Maumere, puluhan dapur lapangan, rumah sakit lapangan, dua batalion zeni dan menggerakan 2.500 personel TNI untuk membantu proses evakuasi," kata Hadi. 

Baca juga : Fraksi PKS DPR Potong Gaji Bantu Korban Bencana di NTT-NTB

"Total warga meninggal dunia berjumlah 128 warga meninggal dunia selama cuaca ekstrem berlangsung di beberapa wilayah tersebut," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati di Jakarta, Selasa (6/4). 

Dia merincikan, korban meninggal dunia dari Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12. Sedangkan total korban hilang mencapai 72 orang, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21. 

Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Senin (5/4), pukul 23.00 WIB, sebanyak 2.019 kepala keluarga (KK) atau 8.424 warga mengungsi serta 1.083 KK atau 2.683 warga lainnya terdampak. 

"Pengungsian terbesar diidentifikasi berada di Kabupaten Sumba Timur dengan jumlah 7.212 jiwa (1.803 KK), Lembata 958, Rote Ndao 672 (153 KK), Sumba Barat 284 (63 KK), dan Flores Timur 256," ujar Raditya. 

Cuaca ekstrem dampak Siklon Tropis Seroja masih berpotensi terjadi di kawasan NTT dalam beberapa hari ke depan. Siklon tropis berdampak di delapan wilayah administrasi kabupaten dan kota, antara lain Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, dan Alor. 

Baca juga : Korban Siklon Tropis Seroja, 128 Warga NTT Meninggal

Bencana alam dampak cuaca ekstrem di beberapa wilayah itu, juga mengakibatkan sejumlah kerugian, antara lain 1.962 rumah terdampak, 119 rumah rusak berat, 118 rumah rusak sedang, dan 34 rumah rusak ringan, sedangkan fasilitas umum 14 rusak berat, satu rusak ringan, dan 84 unit lain terdampak. 

Terkait dengan pascabencana, BPBD kabupaten dan kota dibantu berbagaipihak masih terus melakukan penanganan darurat bencana, seperti evakuasi, penyelamatan, pelayanan di pengungsian, distribusi logistik, maupun pembukaan akses ke wilayah terisolasi.Kementerian dan lembaga di bawah kendali BNPB juga memberikan dukungan kepada pemerintah daerah terdampak siklon tropis tersebut.    

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement