Kamis 18 Mar 2021 13:34 WIB

Berusia Seabad, Ini Keunikan Mimbar Buatan Megat Jaafar

Keunikan mimbar buatan Megat Jaafar.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
Berusia Seabad, Ini Keunikan Mimbar Buatan Megat Jaafar
Foto: Bernama
Berusia Seabad, Ini Keunikan Mimbar Buatan Megat Jaafar

REPUBLIKA.CO.ID, GOPENG—Sebuah mimbar kayu hasil karya Megat Ja’afar, seorang pematung ternama yang diyakini memiliki hubungan keluarga dengan Megat Terawis, Bendahara pertama dari Perak dan dikenal dengan sebutan Orang Kaya Bendahara Paduka Raja. Mimbar yang dibuat pada 1905 itu kini disimpan di Masjid Ahmadiah Kampung Kepayang.

Menurut Kepala Departemen Seni dan Desain Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Dr Harleny Abd Arif, mimbar setinggi lebih dari tiga meter ini memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya dari mimbar lain.

Baca Juga

“Dari ratusan mimbar yang saya temukan dan teliti di sini dan di negara tetangga, yang satu ini bernama 'Megat Ja'afar' dan tanggal pembuatannya, '1323 Hijriah' (1905) tertulis di bagian dalamnya dalam bahasa Arab,” kata Harleny yang dikutip di Bernama, Kamis (18/3).

Ciri khas lainnya, kata dia, terletak pada pola daun, Daun Kelumpang, Daun Ketumbit dan Daun Bayam Peraksi, yang diukir dengan teknik Tebuk Tembus Bersilat, Tebuk Timbul Bersilat dan Ukiran Layang.

“Selama penelitian, saya mendapat informasi dari Persatuan Keturunan Megat Terawis (asosiasi silsilah) dan Persatuan Penggiat Seni Ukiran Kayu Malaysia (asosiasi pemahat kayu nasional) yang membantu memastikan motif pada mimbar,” kata Harleny.

Dia mengatakan ada mimbar buatan Megat Ja'afar lainnya, dibuat sekitar 16 tahun kemudian dan dengan tulisan serupa di bagian belakang atas, dapat ditemukan di Masjid Teluk Memali, Perak Tengah.

Wakil Ketua Masjid Ahmadiah Kampung Kepayang, Mohd Sukri Saad, mengatakan mimbar di masjid yang berusia lebih dari satu abad itu terawat dengan baik. Dia mengatakan sejarah mimbar terkenal dan menarik banyak pengunjung, menambahkan bahwa “masjid ini adalah salah satu yang tertua di sini selain Masjid Teluk Memali yang berjarak sekitar 13 km”.

Dia percaya bahwa mimbar telah bertahan utuh selama bertahun-tahun karena rezim pemeliharaan masjid dan bagaimana itu dibangun tanpa menggunakan paku dan menggunakan teknik baji.

sumber: https://www.bernama.com/en/general/news.php?id=1941843

Dea Alvi Soraya

sumber : Bernama
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement