Kamis 04 Mar 2021 19:23 WIB

Holding Baterai Bakal Terbentuk dalam Waktu Dekat

Nantinya, Indonesia tak lagi menjual bahan baku melainkan barang jadi berupa baterai.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Teknisi memeriksa baterai mobil listrik (ilustrasi). Kementerian BUMN menargetkan holding baterai dapat terbentuk dalam waktu dekat.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Teknisi memeriksa baterai mobil listrik (ilustrasi). Kementerian BUMN menargetkan holding baterai dapat terbentuk dalam waktu dekat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian BUMN menargetkan holding baterai dapat terbentuk dalam waktu dekat. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan holding baterai akan terdiri atas Mind ID, Pertamina, PLN, dan Antam yang akan bersinergi dalam membangun industri baterai kendaraan listrik yang terintegrasi. 

"Mungkin tidak akan lama lagi holding baterai akan terjadi, sebulan sampai dua bulan selesai kalau sesuai target," ujar Arya dalam acara prospek pembentukan holding baterai di Jakarta, Kamis (4/3).

Arya menilai pembentukan holding baterai sangat penting agar bisa segera implementasi strategi yang telah disusun, termasuk tindaklanjut pengembangan industri baterai dengan CATL dari China, dan LG Chem dari Korea Selatan.

"Dalam waktu dekat, tidak lama lagi akan terbentuk karena kita berproses cepat. Kita bisa bergerak kalau sudah terbentuk," ucap Arya.

Arya menerangkan baterai listrik merupakan hal yang menarik. Indonesia, kata Arya, tak ingin mengulangi kesalahan masa lalu yang acapkali terlambat dalam pemanfaatan sumber daya.

Arya mencontohkan keterlambatan pemerintahan di masa lampau membangun kilang minyak mengakibatkan sumber daya minyak mentah dikirim ke luar negeri dan kembali ke Indonesia melalui impor dalam bentuk jadi.

"Baru sekarang kita banyak membangun kilang-kilang itu, kemudian ketika booming komoditi seperti batubara, kita ekspor ke luar dan kita terlambat juga untuk gasifikasi," ungkap Arya.

Saat ini, kata Arya, Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. Presiden Jokowi, ucap Arya, tidak ingin Indonesia terlambat dalam memanfaatkan nikel. 

"Pak Erick Thohir sebagai Menteri BUMN diperintahkan melakukan sesuatu yang besar karena apa karena kita memiliki sumber daya alamnya," lanjut Arya.

Erick, ucap Arya, menugaskan Mind ID, Antam, Pertamina, dan PLN bersatu padu dalam membangun industri baterai kendaraan listrik yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. 

"Kita tidak lagi kita menjual bahan baku, tapi kita menjual barang jadi yaitu namanya baterai kendaraan listrik," ucap Arya.

Ketua Tim Kerja Percepatan Pengembangan Baterai Kendaraan Listrik BUMN sekaligus Komisaris Utama MIND ID Agus Tjahajana menyebut holding baterai akan bernama PT Industri Baterai Indonesia (IBI) dengan share kepemilikan masing-masing 25 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement