Jumat 04 Dec 2020 04:12 WIB

Mengenal Aktivitas Ekonomi Makkah Sebelum Dakwah Nabi (1)

Perdagangan di Kota Makkah meliputi beragam komoditi.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Mengenal Aktivitas Ekonomi Makkah Sebelum Dakwah Nabi (1). Kota Makkah di masa lampau. Kaum Qurays sejak dulu menjadi pelayan Tanah Suci.
Foto: Wikipedia.org/ca
Mengenal Aktivitas Ekonomi Makkah Sebelum Dakwah Nabi (1). Kota Makkah di masa lampau. Kaum Qurays sejak dulu menjadi pelayan Tanah Suci.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kota Makkah merupakan kota yang padat dengan aktivitas ekonomi. Komoditi yang dijual di kota ini pun beragam, mulai dari yang halal hingga yang haram sebelum dakwah Nabi hadir dan berkembang di sana.

Dalam kitab Muhammad Sang Teladan karya Abdurrahman As-Syarqawi dijelaskan, sebelum Islam hadir dan berkembang di Makkah, kota tersebut memang sudah dipenuhi dengan aktivitas ekonomi. Adapun profesi yang dimainkan penduduk Makkah dalam hal perniagaan sangat variatif.

Baca Juga

Sebagian mereka ada yang bergerak di bidang bisnis ekspor-impor yang diperjualbelikan dengan seluruh penduduk oasis dan kota-kota yang tersebar di jazirah Arab. Ada pula yang menjadi perantara tukar-menukar barang antara pedagang yang melintasi Kota Makkah.

Selain itu, ada pula yang bergerak di bidang perbankan, menanam modal kepada pedagang kecil dengan bunga sebesar laba. Sebagian lagi ada yang mencari keuntungan dari membungakan uang alias berprofesi sebagai rentenir.

 

Profesi lain yang ditekuni para elite pengusaha Makkah, yaitu mengembangkan usaha di sektor perkebunan kurma, anggur, peternakan babi, dan memproduksi minuman keras. Sementara posisi puluhan ribu rakyat jelata hanya hidup dengan profesi buruh di ladang-ladang pertanian, kuli kasar, dan karyawan bank dari pusat perdagangan. Tak sedikit pula dari mereka yang hidup menjadi gelandangan.

Perdagangan di Kota Makkah meliputi beragam komoditi. Untuk itu, trayek-trayek perjalanan kafilah membentang luas hingga ke pedalaman Asia, Afrika, kawasan Laut Tengah, kawasan Laut Merah, hingga mencapai trayek Samudera Hindia. Maka tak heran, Makkah dilengkapi dengan aparat keamanan untuk menjaga kelangsungan akivitas ramai yang ada.

Orang Arab menganggap Makkah sebagai penyelamat mereka. Oleh karenanya, Makkah disebut sebagai Ummul Quro (pusat perniagaan) yang besar yang menjadi urat nadi kehidupan masyarakat Makkah. Apalagi di dalamnya terdapat rumah tua sebagai tempat keramat yang diberkati para penduduk Makkah.

Makkah pun menjadi sebuah kota yang ramai dan penuh kesibukan lantaran kekuatan sektor perekonomiannya. Di sekeliling Ka’bah, berjejer berhala-berhala yang dianggap sebagai Tuhan oleh masyarakat Arab pra-Islam.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement