Jumat 06 Nov 2020 07:40 WIB

Karawang Siapkan Keberangkatan Jamaah Umroh

Kabupaten Karawang mempersiapkan keberangkatan jamaah umroh.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Muhammad Hafil
Karawang Siapkan Keberangkatan Jamaah Umroh. Foto: Umroh (ilustrasi)
Foto: Tourandtravel
Karawang Siapkan Keberangkatan Jamaah Umroh. Foto: Umroh (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, KARAWANG -- Pemerintah Arab Saudi telah membuka kuota umroh untuk Indonesia sejak 1 November lalu. Kebijakan ini menjadi angin segar bagi jamaah umroh dari berbagai daerah di Indonesia yang tertunda keberangkatannya akibat Pandemi Covid-19.

Kabupaten Karawang juga menjadi salah satu daerah yang mempersiapkan keberangkatan jamaah umrohnya. Kasubag Tata Usaha Kementerian Agama Wilayah Kabupaten Karawang, Wirmo mengatakan, mulai minggu depan sebanyak 6.600 jemaah umrah asal Karawang dapat giliran berangkat ke tanah suci secara bertahap.

"Belum ada informasi resmi mengenai jumlah kuota jemaah umrah asal Karawang yang diberangkatkan per harinya. Mengingat, Indonesia hanya dibolehkan mengirim 800 sampai seribu jamaah per hari," kata Wirmo dalam siaran persnya, Kamis (5/11).

Menurutnya, untuk sementara belum semua bandara di Indonesia yang dibolehkan memberangkatkan jemaah. Sebab, protokol kesehatan pemberangkatan umrah masih di tahap percobaan.

 

Ada sejumlah kebijakan pula yang sudah diatur dalam kegiatan ibadah umroh dalam masa Pandemi oleh Arab Saudi. Aturan ini pun harus ditaati jamaah umroh asal Indonesia.

"Usia pun dibatasi. Di atas 50 tahun tidak boleh berangkat. Jemaah langsung berangkat dari bandara Indonesia ke bandara Saudi Arabia tanpa transit," ujarnya.

Ia menyebutkan nantinya calon jamaah akan menjalani tiga kali swab. Pertama swab di bandara sebelum berangkat. Sambil menunggu hasil swab, jamaah dikarantina. Berkas hasil swab hanya bertahan selama 72 jam atau sekitar tiga hari. Selanjutnya, jamaah diswab ulang setelah turun dari pintu pesawat. Kalau hasilnya negatif, jamaah bisa mendaftar untuk tawaf.

"Jumlah tawafnya dibatasi hanya satu kali," kata dia.

Swab terakhir dilakukan saat jemaah tiba di tanah air. Kalau hasilnya positif, jamaah wajib diisolasi di bandara. Karena menggunakan protokol kesehatan ketat, tentu ada konsekuensi biaya.

"Biaya umroh biasa Rp 25 juta. Di masa pandemi, ada tambahan biaya sekitar Rp 10 juta. Masyarakat yang sudah daftar kami imbau, kalau mau nambah silakan. Kalau tidak, bisa menunggu jadwal pemberangkatannya digeser sampai selesai pandemi," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement