Rabu 28 Oct 2020 14:02 WIB

Trump Kecewa atas Pelanggaran Gencatan Senjata di Karabakh

Gencatan senjata yang ditengahi Washington akhir pekan lalu hanya berumur pendek

Red: Nur Aini
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan  melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS).  Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.

 

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa(28/10) mengatakan gagalnya kesepakatan gencatan senjata antara Azerbaijan dan Armenia "mengecewakan".

Baca Juga

Presiden mengatakan kedua negara akan "bertemu kembali" atas kekerasan yang meningkat antara kedua tetangga soal konflik di wilayah Karabakh.

"Mereka sudah melakukannya selama bertahun-tahun, mengecewakan melihat itu. Itulah yang terjadi ketika kalian memiliki negara-negara yang telah melakukannya untuk waktu yang lama. Mereka akan kembali bertemu," ungkap Trump kepada wartawan menjelang penerbangan ke negara bagian Michigan.

Trump menyatakan hal itu setelah gencatan senjata yang ditengahi Washington akhir pekan lalu hanya berumur pendek setelah Azerbaijan mengatakan Armenia telah melanggar gencatan senjata. Azerbaijan pada Senin mengatakan bahwa pasukan Armenia terus menyerang permukiman sipil di wilayah Azerbaijan, meski ada kesepakatan gencatan senjata kemanusiaan terbaru.

Gencatan senjata kemanusiaan terbaru yang ditengahi oleh Amerika Serikat (AS) antara Azerbaijan dan Armenia diumumkan pada Minggu dan berlaku pada Senin pukul 8 pagi waktu setempat. Gencatan senjata pertama yang dicapai pada 10 Oktober dilanggar dalam kurun waktu 24 jam ketika Armenia menyerang kota Ganja dengan rudal yang merenggut nyawa warga sipil. Gencatan senjata kedua pada 17 Oktober kembali dilanggar oleh Armenia.

Sejak bentrokan meletus 27 September, Armenia berulang kali menyerang warga sipil dan pasukan Azerbaijan. Hubungan antara dua bekas republik Soviet itu tegang sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Karabakh Atas, atau Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional, dan tujuh wilayah lainnya yang berdekatan.

Empat resolusi Dewan Keamanan PBB dan dua dari Majelis Umum PBB, serta organisasi internasional, menuntut "penarikan segera pasukan pendudukan, lengkap dan tanpa syarat" dari wilayah Azerbaijan yang diduduki.

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/presiden-as-trump-kecewa-atas-pelanggaran-gencatan-senjata-di-karabakh-/2021543
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement