Rabu 02 Sep 2020 11:19 WIB

BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2021 5,8 Persen

Perkiraan pemulihan ekonomi Indonesia semakin baik karena pengaruh stimulus fiskal.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Bank Indonesia proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,8 persen sampai 5,8 persen pada 2021.
Foto: Dok. Bank Indonesia
Bank Indonesia proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,8 persen sampai 5,8 persen pada 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,8 persen sampai 5,8 persen pada 2021. Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan perkiraan pemulihan ekonomi Indonesia semakin baik karena pengaruh stimulus fiskal dan moneter global yang terus dilakukan.

"Pemulihan ekonomi dan investasi insya Allah tahun depan juga bisa diimplementasikan oleh UU Cipta Kerja yang sekarang dalam pembahasan," katanya dalam rapat bersama Banggar DPR RI, Rabu (2/9).

Baca Juga

Secara keseluruhan, kata Perry, BI memproyeksikan kisaran pertumbuhan ekonomi sedikit lebih tinggi dari pemerintah dalam penyusunan APBN 2021. Pemerintah proyeksikan 4,5 persen sampai 5,5 persen yang dilihat cukup realistis.

Perry mengatakan proyeksi ini sejalan perkiraan BI tahun depan dengan pertumbuhan ekonomi kisaran 4,8-5,8 persen. Stabilitas eksternal juga diproyeksi terus mengalami perbaikan, mulai dari indikator Neraca Pembayaran Indonesia (NPI), inflasi, hingga stabilitas rupiah.

Perry menyampaikan NPI alami surplus cukup tinggi di kuartal II sebesar 9,2 miliar dolar AS. Defisit transaksi berjalan juga diperkirakan akan lebih rendah di bawah 1,5 persen Produk Domestik Bruto (PDB) yang akan berimbas pada surplus NPI tahun 2020.

Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Juli 2020 juga dilaporkan meningkat jadi 135,1 miliar dolar AS sehingga di atas standar kecukupan internasional. Nilai tukar rupiah relatif stabil dan terkendali sesuai mekanisme pasar. Rupiah menguat 13,82 persen sejak pada 23 Maret saat puncak dampak ekonomi karena pandemi Covid-19.

"Keseluruhan tahun 2021 kami berpandangan asumsi pemerintah dalam penyusunan APBN 2021 dimana rata rata nilai tukar rupiah Rp 14.600 per dolar AS masih sejalan perkiraan BI sekitar Rp 13.900 -14.700 per dolar AS," katanya.

Indikator inflasi juga terus berada di zona aman bahkan berada di bawah kisaran sasaran inflasi 2020 sebesar 2-4 persen. Pada Agustus 2020, Badan Pusat Statistik telah melaporkan terjadi deflasi dan inflasi secara tahunan yang rendah sebesar 1,3 persen.

Sehingga BI meyakini di akhir tahun 2020, inflasi akan di bawah batas bawah kisaran sasaran inflasi di bawah dua persen. Pada 2021, BI perkirakan bahwa inflasi juga masih akan tetap terkendali konsisten dengan kebijakan antara BI dan koordinasi pemerintah.

"Keseluruhan 2021 inflasi diperkirakan kisaran sasaran 2-4 persen," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement