Tuesday, 7 Syawwal 1445 / 16 April 2024

Tuesday, 7 Syawwal 1445 / 16 April 2024

MPR: Kemenkes Bisa Tambah Anggaran Bagi Ruang Rawat Inap

Rabu 02 Sep 2020 07:10 WIB

Rep: zainur mahsir ramadhan/ Red: Hiru Muhammad

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo

Foto: Humas MPR
Penuhnya kuota RS, termasuk meningkatnya potensi beban RS diprediksi masih bertambah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta pihak Kementerian Kesehatan RI bisa menambah anggaran bagi ketersediaan ruang rawat pasien Covid-19 yang masih terus bertambah. 

Pihak Kemenkes dan rumah sakit (RS) rujukan diminta juga  memberikan informasi tempat ketersediaan ruang rawat pasien Covid-19. Saat ini daya tampung setiap RS terhadap pasien Covid-19 mencapai 70 persen. 

"Mendorong pemerintah melalui Kemenkes dan pihak rumah sakit untuk bersama mencari solusi untuk meningkatkan upaya penyembuhan pasien Covid-19," ujar dia dalam keterangan tertulis, Selasa (2/9).

Menurut dia, penuhnya kuota RS, termasuk meningkatnya potensi beban RS diprediksi masih akan terus bertambah. Hal itu, dinilainya akan berdampak juga pada waktu yang cukup lama bagi pasien untuk mendapatkan tempat tidur dan perawatan maksimal dari rumah sakit.

Dia menambahkan, pembukaan informasi ketersediaan kuota pelayanan, juga akan memudahkan pasien. Utamanya, pasien ia sebut, tidak perlu berkali-kali dirujuk ke rumah sakit yang berbeda untuk mendapatkan ruang perawatan inap di unit perawatan intensif (ICU).

Bambang juga menambahkan selain  anggaran yang diperlukan juga fasilitas perlengkapan yang dibutuhkan bagi perawatan Covid-19. "Kelengkapan perawatan di rumah sakit, termasuk rumah sakit rujukan, tempat tidur di ICU, ruang isolasi, ventilator, obat-obatan yang dibutuhkan, hingga jumlah tenaga medis yang memadai," katanya.

Tak hanya itu, dirinya juga mendorong agar Kemenkes dan pihak rumah sakit, betul-betul memperhatikan kesehatan tenaga medis yang bertugas menangani Covid-19. Menurut dia, hal itu karena adanya kekhawatiran dan peningkatan angka pasien baru dari hari ke harinya di seluruh Indonesia. 

Untuk melaksanakannya, ia menilai perlu ada upaya pencegahan yang lebih serius dari pengadaan kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD), hingga kebutuhan gizi tenaga medis. Agar penularan di lingkungan rumah sakit bisa dicegah.

 

 

 

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler