Selasa 25 Aug 2020 20:16 WIB

Pandemi, Pengusaha Biro Umroh Banting Setir Jadi Pengojek

Hampir semua pengusaha biro perjalanan beralih bisnis.

Rep: Febryan A/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pandemi, Pengusaha Biro Umroh Banting Setir Jadi Pengojek (ilustrasi).
Foto: Republika
Pandemi, Pengusaha Biro Umroh Banting Setir Jadi Pengojek (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Setiap usai subuh dan jelang magrib, Nofree melaju dengan sepeda motornya untuk mengantarkan penumpang. Siang hari, ia berjualan camilan. Begitulah cara Nofree bertahan hidup sejak biro perjalanan umroh-nya terpaksa tutup akibat pandemi.

"Biro travel sudah nggak jalan lagi, makanya untuk kebutuhan sehari-hari ya dari ojek privat sama jual camilan," kata Nofree Aries, pemilik biro perjalanan Gudtrip Event and Leisure yang berbasis di Jakarta.

Gudtrip dan biro perjalanan umroh lainnya mulai kehilangan penghasilan sejak ibadah umroh ditutup pada akhir Februari lalu karena pandemi Covid-19. Lantaran penutupan sudah berlangsung enam bulan, biro perjalanan pun akhirnya banyak yang terpaksa tutup.

Nofree juga memilih untuk menutup sementara biro perjalanannya. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia terpaksa banting setir ke usaha camilan dan ojek.

 

Ia memulai usaha camilan pada bulan puasa lalu alias Mei 2020. Selain lebih cepat laku, usaha camilan dipilih lantaran istrinya memiliki keahlian memasak sebagai lulusan Perhotelan.

Tiap jelang berbuka puasa, Nofree menjajakan berbagai jenis camilan di depan rumahnya di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan. Mulai dari risoles, bakso, hingga onde-onde. "Hasil jual camilan cukup nutupin kebutuhan sehari-hari. Cuma kalau buat cicilan-cicilan itu yang berat," kata Nofree kepada Republika, Selasa (25/8).

Untuk menambah penghasilan, Nofree akhirnya memilih jadi pengemudi ojek. Tapi, bukan sebagai ojek daring atau ojek pangkalan, melainkan sebagai pengemudi ojek privat.

Kisah Nofree sebagai ojek privat bermula ketika salah satu tetangganya mampir membeli camilan. Tetangganya yang bekerja di kawasan Sudirman, Jakarta, itu bercerita soal sulitnya pergi ke kantor. Sebab, perusahaan tempatnya bekerja melarang karyawan menaiki transportasi umum.

Nofree melihat ada peluang penghasilan. Ia pun menawarkan diri sebagai ojek privat. "Kebetulan dia butuh, kita juga butuh," ucapnya.

Setiap usai subuh ia mengantarkan tetangganya itu ke kawasan Sudirman. Siang hari ia sibuk membuat dan memasarkan camilan. Saat jelang magrib, ia kembali pergi ke Sudirman untuk menjemput tetangganya itu. "Penghasilan dari ojek privat ini dibilang lumayan sih nggak, tapi Alhamdulillah, lah ya," ujar pria 41 tahun itu.

Kendati sudah memulai dua usaha baru, Nofree mengaku akan kembali menghidupkan usaha biro perjalanannya saat pandemi Covid-19 sudah mereda. Ia, sebagaimana pengusaha biro perjalanan lainnya, masih menanti-nanti keputusan pembukaan kembali ibadah umroh oleh Pemerintah Arab Saudi. 

Ketua Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) Priyadi Abadi, mengatakan, Nofree bukanlah satu-satunya pengusaha biro perjalanan yang terpaksa banting setir karena pandemi. Hampir semua pengusaha biro perjalanan beralih bisnis.

Priyadi sendiri juga sudah menutup biro perjalanan umroh miliknya, Adinda Azzahra Tour, yang berbasis di Jakarta. Ia kini fokus ke usaha restoran. 

"Kita sekarang sedang mencoba bertahan hidup, survive, dengan segala cara. Salah satunya kita diversifikasi usaha. Ada macam-macam (usaha). Sesuai skill-nya," ujar Priyadi kepada Republika, Selasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement