Kamis 13 Aug 2020 05:17 WIB

Belajar Tatap Muka, Jangan Sampai Muncul Klaster Sekolah

Jangan sampai muncul klaster baru dari sekolah.

Pekerja memasang batas pelindung di meja siswa Sekolah Insan Sejahtera, Kampung Toga, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (4/8/2020). Menyambut nol kasus COVID-19 di Kabupaten Sumedang, sejumlah sekolah mempersiapkan fasilitas yang mendukung protokol kesehatan untuk kembali menggelar pembelajaran tatap muka. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.
Foto: RAISAN AL FARISI/ANTARA FOTO
Pekerja memasang batas pelindung di meja siswa Sekolah Insan Sejahtera, Kampung Toga, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (4/8/2020). Menyambut nol kasus COVID-19 di Kabupaten Sumedang, sejumlah sekolah mempersiapkan fasilitas yang mendukung protokol kesehatan untuk kembali menggelar pembelajaran tatap muka. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/aww.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana untuk mengakhiri sekolah daring mulai diinisiasi. Beberapa daerah mulai mengambil langkah untuk itu, baik dengan pertimbangan ganjil-genap maupun digilir tiap beberapa siswa bergantian ke sekolah.

Ada pula yang membuat program satu kecamatan, satu sekolah yang masuk. Bagaimanapun, sekolah daring memang tidak mudah, baik bagi pihak guru maupun orang tua dan siswa.

Karena itulah, banyak kendala yang dihadapi, sedangkan standar capaian materi memang tak bisa sama dengan saat luring. Namun, ide untuk segera memberlakukan sekolah luring perlu dipertimbangan. Baik dari sisi kesiapan anak-anak dalam mematuhi protokol kesehatan, maupun kesiapan pihak sekolah dalam mengawasi dan menjalankan protokol kesehatan.

Jangan sampai muncul klaster baru dari sekolah. Kesehatan dan jiwa anak didik kita sebagai generasi penerus bangsa sangat penting untuk kita perhatikan.

PENGIRIM: Rahmah Bangun, Malang, Jatim

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement