Jumat 19 Jun 2020 23:40 WIB

Pendapat Ulama Soal Boleh Tidaknya Sholat di dalam Ka'bah

Ulama berbeda pendapat soal hukum sholat di dalam Ka'bah.

Rep: Heri Ruslan/ Red: Muhammad Hafil
Pendapat Ulama Soal Boleh Tidaknya Sholat di dalam Ka'bah. Foto: Jamaah haji sedang melaksanakan shalat wajib di Masjidil Haram pada musim haji 1440 H / 2019 M (Ilustrasi).
Foto: Muhammad Hafil/Republika
Pendapat Ulama Soal Boleh Tidaknya Sholat di dalam Ka'bah. Foto: Jamaah haji sedang melaksanakan shalat wajib di Masjidil Haram pada musim haji 1440 H / 2019 M (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Para ulama berbeda pendapat tentang boleh tidaknya sholat di dalam Ka’bah, termasuk juga dengan di atas Ka’bah. Masalahnya adalah apakah sholat di dalam atau di atas Ka’bah itu bisa dianggap menghadap kiblat? Di samping itu terdapat pula hadis-hadis yang berbeda dalam masalah ini.

Sebagian ulama membolehkan sholat di dalam Ka’bah, sebagian ulama melarangnya. Sedangkan sebagian ulama lainnya membolehkan sholat sunat dan melarang sholat fardhu di dalam Ka’bah.

Baca Juga

Ulama yang membolehkan sholat di dalam Ka’bah berpedoman kepada hadis dari lbnu ‘Umar yang mengatakan, “Saya melihat Rasulullah SAW memasuki Ka’bah bersama Usamah bin Zaid, Utsman bin Thalhah, dan Bilal bin Rabah. Selanjutnya Ka’bah mereka kunci dari dalam. Setelah mereka keluar dari Ka’bah, saya bertanya kepada Bilal, “Apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW?” Bilal menjawab, “Rasulullah SAW menancapkan tongkat di sisi kiri beliau, sebuah lagi di sisi kanannya, dan tiga tongkat lagi di belakangnya. Kemudian beliau mengerjakan sholat." (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Nasa'i, dan Ahmad). Pendapat ini dikemukakan oleh ulama Hanafiyah dan Syafi’iyah.

Ulama yang melarang sholat di dalam Ka’bah berpedoman kepada hadis yang berasal dari mereka yang menyatakan, tatkala Rasulullah SAW memasuki al-Bait (Ka’bah), beliau berdoa di setiap sudut tanpa mengerjakan sholat lalu beliau keluar. Setelah itu beliau mengerjakan sholat dua raka’at menghadap Ka’bah dan berkata “Inilah Kiblat." (HR. Bukhari).

 

Sementara itu, ulama lain mengkompromikan kedua pendapat di atas. Mereka berpendapat, sholat yang dimaksud dalam hadis lbnu ‘Abbas adalah sholat fardhu dan sholat yang dimaksud di dalam hadis lbnu ‘Umar adalah sholat sunat. Dengan demikian, sholat fardhu tidak boleh dilakukan di dalam Ka’bah, sedangkan sholat sunat boleh dilaksanakan di dalam Ka’bah. Pendapat ini dikemukakan oleh ulama Malikiyah dan Hanabilah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement