Jumat 15 May 2020 12:22 WIB

Pasar Tradisional di Surabaya Jadi Target Utama Rapid Test

Pemkot Surabaya menerapkan metode sarang tawon dalam memutus rantai Covid-19.

Petugas melakukan pemeriksaan cepat COVID-19 (Rapid Test) terhadap warga di Pasar Kembang, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (13/5). Pemeriksaan cepat terhadap sejumlah pedagang di pasar itu guna mengetahui kondisi kesehatan mereka sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19)
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Petugas melakukan pemeriksaan cepat COVID-19 (Rapid Test) terhadap warga di Pasar Kembang, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (13/5). Pemeriksaan cepat terhadap sejumlah pedagang di pasar itu guna mengetahui kondisi kesehatan mereka sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sejumlah pasar tradisional di Kota Surabaya, Jawa Timur, menjadi target utama digelarnya rapid test atau tes cepat Covid-19 secara massal oleh pemerintah kota setempat. Rapid test digelar di sejumlah pasar, seperti Pasar Genteng, Pasar Simo, Pasar Simo Gunung dan Pasar Keputran.

"Kami terus menerus menggelar rapid test massal dengan tujuan agar dapat memisahkan mana warga yang negatif dan reaktif Covid-19. Bagi mereka yang reaktif, langsung kita tempatkan di hotel agar terpisahkan dari yang negatif itu sampai hasil swabnya keluar," kata Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Febria Rachmanita, Jumat (15/5).

Baca Juga

Untuk hasil rapid test di Pasar Genteng, dari total 50 pedagang yang ikut rapid test 25 dinyatakan reaktif. Sedangkan di Pasar Keputran, dari 50 orang yang ikut rapid test ada 15 pedagang reaktif.

Rapid test massal dilakukan agar dapat menekan angka penularan Covid-19 dan kurvanya semakin menurun. "Saat ini terlihat banyak karena kita baru punya rapid test. Test PCR-nya juga bertambah di Institute of Tropical Disease (ITD) Rumah Sakit Premiere dan Rumah Sakit Adi Husada," ujarnya.

 

Meski begitu, kata dia, pihaknya juga berharap masyarakat tetap menjaga diri dengan meningkatkan kedisiplinannya. Terutama, tetap menerapkan physical distancing atau jaga jarak fisik, menggunakan masker dan rajin mencuci tangan.

"Disiplin pakai masker, menghindari gerombolan, jaga jarak, cuci tangan pakai sabun, perilaku hidup bersih dan sehat harus dilaksanakan," katanya.

Selain itu, Pemerintah Kota Surabaya saat ini menerapkan metode sarang tawon untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19, khususnya di wilayah perkampungan. Metode yang dimaksud adalah ketika ditemukan satu orang positif di suatu wilayah, maka pemkot langsung menggelar rapid test secara massal di lokasi itu.

"Kita melakukan metode sarang tawon. Jadi ketika di lokasi-lokasi ditemukan ada terpapar, maka di kampung itu kita lakukan rapid test secara massal, sejumlah warga yang ada di situ," kata Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Eddy Christijanto.

Eddy menjelaskan hingga saat ini Pemkot Surabaya telah menggelar rapid test massal di lima wilayah perkampungan Surabaya. Wilayah itu di antaranya Manukan Kulon, Bratang Gede, Rungkut Lor dan Kedung Baruk.

Ketika dilakukan rapid test hasilnya ditemukan ada yang reaktif, maka orang tersebut langsung dilakukan swab. "Tapi swab kan keputusannya menunggu 4 sampai 8 hari. Sambil menunggu hasil swab itu, arahan ibu wali kota agar orang tersebut dilakukan isolasi di salah satu hotel," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement