Sabtu 25 Apr 2020 14:17 WIB

Tetangga Takut, Dokter di Kolombia Terusir dari Apartemen

Tetangga mengancam pindah apartemen jika sang dokter tidak diusir.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Reiny Dwinanda
Tenaga medis di Bogota, Kolombia, Senin (20/4). Seorang dokter di Kolombia menghadapi stigma terkait Covid-19 sehingga diusir dari apartemennya.
Foto: EPA-EFE / Carlos Ortega
Tenaga medis di Bogota, Kolombia, Senin (20/4). Seorang dokter di Kolombia menghadapi stigma terkait Covid-19 sehingga diusir dari apartemennya.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Seorang dokter di kota Cali di Kolombia dipaksa keluar dari apartemennya delapan hari setelah mulai menjadi penghuni. Hal itu terjadi karena tetangganya di gedung tersebut khawatir dia akan membawa virus corona ke lingkungannya.

"Pemilik mengatakan kepada saya bahwa warga benar-benar takut, mereka mengatakan bahwa mereka akan hengkang jika saya tidak pindah," kata dr Cristhian Botache.

Baca Juga

Di awal merebaknya Covid-19, pria berusia 22 tahun ini pindah dari rumah keluarganya ke apartemen sebagai upaya melindungi kerabatnya yang lebih tua yang lebih berisiko sakit berat. Namun, tetangga barunya memprotes kedatangannya dan menuntut pemilik bangunan mengusirnya. Dan, itulah yang terjadi.

"Aku kehilangan kendali dan mulai menangis. Di telepon, anggota keluarga saya meminta saya untuk tenang ... Saya tidak mendengar apa pun yang mereka katakan karena saya bahkan tidak dapat berbicara di antara isak tangis dan air mata," kata Botache.

Atas kejadian tersebut, Botache pun memutuskan pindah apartemen lagi. Dia mengaku kecewa mendapatkan perlakuan seperti itu dari tetangganya akibat rasa takut yang berlebihan.

"Saya merasa sangat kecewa, bukan hanya pada tetangga saya, tetapi melihat bagaimana manusia berperilaku dalam menghadapi rasa takut dan dalam menghadapi sesuatu yang asing, serta ketidaktahuan yang menjadi ciri banyak orang," ujar Botache.

Kolombia telah melaporkan lebih dari 4.500 kasus Covid-19 dan lebih dari 210 kematian. National Health Institute Kolombia menyatakan, lebih dari 300 pekerja medis telah terinfeksi, yang menyebabkan kematian kepada empat orang.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement