Rabu 15 Aug 2018 19:58 WIB

Korban Meninggal Gempa Lombok Tembus 460 Orang

Jumlah korban gempa Lombok masih bisa bertambah.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nur Aini
Ratusan personel TNI dari berbagai satuan melaksanakan pembongkaran dan pembersihan puing-puing reruntuhan bangunan akibat gempa di Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Rabu (15/8) pagi
Foto: Dok Posko PDB Lombok
Ratusan personel TNI dari berbagai satuan melaksanakan pembongkaran dan pembersihan puing-puing reruntuhan bangunan akibat gempa di Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Rabu (15/8) pagi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga Rabu (15/8) korban meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan 7 SR di Lombok, NTB mencapai 460 orang. Bertambahnya jumlah korban dikarenakan laporan pendataan yang semakin masif.

“Jumlah korban jiwa ini masih bisa bertambah mengingat Tim SAR Gabungan masih melakukan pencarian korban tertimbun longsor di Dusun Dompu Kecamatan Kayangan, Lombok Utara,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melalui pernyataan resmi, Rabu (15/8).

Ia menjelaskan diduga ada empat orang tertimbun longsor di tempat tersebut. Selain itu, Tim SAR Gabungan turut melakukan penyisiran di Busur Timur Desa Rempek Kecamatan Gangga, Lombok Utara. Diduga masih terdapat satu orang tertimpa reruntuhan bangunan.

Sutopo merinci jumlah korban meninggal dunia di Kabupaten Lombok Utara 396 orang, Lombok Barat 39 orang, Lombok Timur 12 orang, Kota Mataram 9 orang, Lombok Tengah dua orang, dan Kota Denpasar dua orang.

Sementara itu, korban luka-luka sebanyak 7.773 orang. Sebanyak 959 orang menderita luka berat dan menjalani rawat inap. Sisanya, 6.774 orang mengalami luka ringan dan melakukan rawat jalan.

Sutopo menambahkan, sejauh ini BNPB mencatat total jumlah pengungsi yang terdapat di Kabupaten Lombok dan Kota Matara mencapai 417.529 orang. Sebanyak 187.889 pengusngsi adalah laki-laki dan 229.640 perempuan. Pengungsi terbanyak ada di Lombok Utara sementara paling sedikit di Kota Mataram.

“Pengungsi masih memerlukan bantuan mengingat belum semua distribusi bantuan lancar dan merata. Diperkirakan mereka masih cukup lama akan berada di pengungsian sambil menunggu perbaikan rumah,” ujar dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan penyaluran bantuan perbaikan rumah warga terdampak gempa akan dimulai bertahap pada Selasa (14/8). Kendati demikian, ia meminta agar pembangunan rumah dilakukan dengan teknologi rumah tahan gempa, yakni RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat).

"Saya hanya ingin pesan, membangunnya nanti akan diawasi oleh Pak Gubernur kemudian akan diberikan bimbingan oleh Pak Menteri PU. Nanti membangunnya harus rumah yang tahan gempa. Namanya sistem RISHA. Jadi kalau ada gempa itu tidak goyah," kata Jokowi, dikutip dari siaran resmi Istana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement