Rabu 30 Oct 2019 18:13 WIB

PKS-Nasdem Lahirkan Tiga Kesepahaman

Pertemuan PKS-Nasdem berlangsung di DPP PKS.

Rep: Nawir Arsyad/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh melakukan pertemuan dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman, di kantor DPP PKS, Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (30/10).
Foto: Nawir Arsyad/Republika
Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh melakukan pertemuan dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman, di kantor DPP PKS, Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (30/10).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh melakukan pertemuan dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman. Dalam pertemuan tersebut, kedua partai menghasilkan tiga kesepahaman.

Pertama, kedua partai sepakat untuk saling menghormati sikap konstitusional dan pilihan politik masing-masing partai. Nasdem menghormati sikap dan pilihan politik PKS yang berjuang di luar pemerintahan.

Baca Juga

"Di saat yang sama, PKS juga menghormati sikap dan pilihan politik Nasdem yang berjuang di dalam pemerintahan," ujar Sekretaris Jenderal PKS Mustafa Kamal di kantor DPP PKS, Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (30/10).

Menurut kedua partai, perbedaan sikap politik tidak menjadi penghalang bagi Nasdem dan PKS untuk berjuang bersama-sama menjaga demokrasi. Agar tetap sehat dengan memperkuat fungsi checks and balances di DPR RI.

"Demokrasi yang sehat itu penting, untuk mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia baik di bidang politik, ekonomi, keagamaan, pendidikan, kesehatan, budaya, dan lainnya," ujar Mustafa.

Kedua, Nasdem dan PKS sepakat untuk senantiasa menjaga kedaulatan NKRI dan menjalankan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Serta, menjaga keluhuran akhlak dan keteladanan para elit sebagai dasar-dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

"Juga tidak memberikan tempat kepada tindakan separatisme, komunisme, terorisme, radikalisme, intoleransi, dan lainnya yang bertentangan dengan empat konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Mustafa.

Terakhir, kedua partai menyadari bahwa takdir sosiologis dan historis Indonesia adalah warisan sejarah kerja sama para pendiri bangsa. Baik dari kelompok nasionalis yang memuliakan nilai-nilai agama, dengan kelompok Islam yang memegang teguh nilai-nilai kebangsaan.

"Bagi generasi penerus dari dua komponen bangsa tersebut harus mampu menjaga warisan sejarah pendiri bangsa ini, dengan saling menghormati, saling memahami, dan saling bekerja sama, dalam rangka menjaga kepentingan bangsa dan negara," ujar Mustafa.

Surya Paloh menceritakan, ini merupakan pertemuan kedua antara Nasdem dan PKS pasca pemilihan presiden 2019. Ia memastikan bahwa dalam pertemuan kali ini, keduanya tidak membahas Pilkada 2020 ataupun Pilpres 2024.

Namun, ia tak dapat menutup kemungkinan bahwa Nasdem dan PKS akan berkoalisi dalam Pilkada 2024 dan Pilpres 2024. Sebab, perkembangan politik di Indonesia dapat berubah sewaktu-waktu.

"Kita tidak tahu itu kapan, tapi probability kemungkinan, teori kemungkinan itu kan di mana aja. Tetapi semuanya harus didatangi dengan pikiran yang sehat dan niat yang baik," ujar Surya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Sohibul Iman. Namun, menurutnya, penyelenggaraan Pilkada 2020 dan Pilpres 2024 masih. Sehingga keduanya sepakat untuk mengeluarkan tiga kesepahaman untuk demokrasi yang lebih baik.

"Insya Allah tapi dalam perjalanan, itu (berkoalisi) dapat menjadi agenda yang bisa kita bicarakan bersama," ujar Sohibul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement