Ahad 14 Apr 2019 09:31 WIB

KPU Kembali Bertolak ke Malaysia Cek Surat Suara Tercoblos

Lokasi surat suara tercoblos yang sudah dipasang garis polisi menyulitkan KPU.

Rep: Dian Erika N/ Red: Indira Rezkisari
Surat suara tercoblos di Malaysia.
Foto: republika
Surat suara tercoblos di Malaysia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali melakukan pengecekan surat suara tercoblos di Malaysia. KPU akan mencoba masuk ke lokasi ditemukannya surat suara tercoblos di Kajang, Selangor, Malaysia.

Komisioner KPU, Wahyu Setiawan, mengatakan perwakilan pihaknya akan berangkat pada Ahad (14/4). "Ahad kami kembali ke Malaysia untuk melakukan pengecekan ke lokasi ditemukannya surat suara," ujarnya di Jakarta, Ahad.

Baca Juga

Menurutnya, perwakilan yang akan berangkat yakni Komisioner KPU, Hasyim Asy'ari. Wahyu menuturkan, KPU akan mencoba masuk ke lokasi ditemukannya surat suara tercoblos.

"Salah satunya itu kami akan coba masuk ke ruko itu karena kemarin kan tidak bisa masuk. Diduga itu surat kan surat suara yang tercoblos itu untuk metode pemilihan via pos. Tetapi kami belum bisa memastikannya karena belum melihat secara langsung," tegasnya.

 

Sebelumnya, Komisioner KPU, Ilham Saputra mengatakan pihaknya masih kesulitan mengakses ke tempat surat suara tercoblos di Selangor, Malaysia. Hal ini membuat KPU kesulitan memastikan apakah surat suara yang tercoblos merupakan surat suara resmi dari KPU.

"Kami tidak dapat akses. Padahal kalau kami dapat akses kami bisa memastikan untuk mendapatkan," ujar Ilham saat dijumpai di arena debat capres-cawapres di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4).

Ilham merupakan salah satu Komisioner KPU yang sebelumnya berangkat ke Malaysia untuk melakukan pengecekan terhadat surat suara tersebut. Namun, dia dan tim KPU serta Bawaslu tidak bisa memeriksa langsung surat suara yang tercoblos karena lokasinya sudah diberi garis polisi.

Ilham mengatakan KPU sebenarnya bisa memastikan surat suara tercoblos tersebut jika diberi akses oleh pihak Polis Diraja Malaysia (PDRM). "Kami punya alat untuk bisa memastikan surat suara itu benar diproduksi oleh KPU atau bukan. Tapi kami tidak mendapatkan akses," ungkapnya.

KPU, menurut Ilham, sudah meminta kepada Polis Diraja Malaysia (PDRM) untuk diberi akses, namun akses tidak diberikan. Pasalnya, polisi Malaysia megatakan kasusnya masih dalam tahap penyelidikan mereka.

"Namun, kami juga sudah melakukan wawancara kepada para penyelenggara pemilu di sana, dan prinsipnya kami nanti masih akan putuskan. Kami akan bersinergi dengan Bawaslu, dan kami akan pleno internal dulu di KPU," pungkas dia.

Sebelumnya, Komisioner KPU, Pramono Ubaid Tanthowi, mengatakan surat suara yang sah tercoblos memiliki ketentuan tersendiri. Pramono juga mengungkapkan ciri-ciri surat suara yang asli dari KPU.

"Jadi, kalau surat suara tercoblos itu berarti harus ada tanda tangan dari Ketua Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS). Maka jika surat suara itu asli, ketika keluar sudah ada tanda tangan dari KPPS," jelas Pramono saat dijumpai di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (12/4).

Menurut Pramono, KPU bisa memastikan surat suara asli atau tidak dari sejumlah spesifikasi, misalnya ketebalan, berat, kecerahan. Kemudian, ada spesifikasi khusus berupa mikroteks sebagai pengaman surat suara.

Sebelumnya, beredar video tentang penggerebekan lokasi tempat penyeludupan surat suara pos di sebuah ruko di kawasan Bangi, Selangor, Malaysia. Dalam video tersebut, disebutkan bahwa surat suara Pilpres sudah tercoblos untuk Pasangan Calon Presiden Nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf dan surat suara pileg untuk Partai Nasdem dengan caleg Nomor urut 3 dengan nama Achmad.

"Barang-barang sudah dicoblos di Malaysia Selangor. Sudah dicoblos 01, Partai Nasdem Nomor 5, calegnya nomor urut 3 namanya Ahmad. Kami harap KPU Indonesia membatalkan semua urusan tentang DPL Malaysia dari hari ini sampai tanggal 14 (April). Kalau tidak kami akan duduki KBRI," ujar seorang pria dalam video tersebut sambil memperlihatkan surat suara yang sudah tercoblos.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement