Jumat 22 Aug 2014 12:00 WIB

Ribuan Orang Padati Haul ke-17 KH Achmad Abdul Hamid

Red:

Ribuan orang dari berbagai daerah mengikuti haul ke-17 KH Achmad Abdul Hamid Kendal. Upacara haul dipusatkan di pemakaman umum Grabag, Desa Langenharjo, Kecamatan Kendal Kota.

Ketua Umum MUI Jateng Dr KH Ahmad Darodji MSi dalam sambutanya menjelaskan, Kiai Achmad Abdul Hamid, tokoh yang menggagas lahirnya Silaturahim Ngumpulke Balung Pisah, patut dicontoh dan diteladani sikap dan perjuanganya.

KH Achmad Abdul Hamid wafat pada 14 Februari 1998 bertepatan dengan 16 Syawal 1418 H. Dia lahir di Kota Kendal, 1915. "Yang paling menarik, beliau atlet olahraga yang baik. Bahkan, pernah membawa obor api PON Mrapen juga," tutur Kiai Darodji.

Kiai Achmadlah yang memoulerkan kalimat wallahul muwafieq ilaa aqwamith tharieq dan billahit taufieq wal hidayah sebagai kalimat penutup di akhir pidato.

Menurut Kiai Darodji, sekitar tahun kelahiran Achmad bin Abdul Hamid, bangsa Indonesia marak dengan pembentukan kelompok atau organisasi, baik yang bersifat keagamaan, sosial, ekonomi, maupun politik. Pada 1912, misalnya, lahir organisasi Muhammadiyah.

Kemudian, pada 1918 lahir Nahdlotul Tujjar yang konon merupakan cikal bakal organisasi NU. Berturut-turut, pada 1920-an bermunculan organisasi atau pergerakan, berubahnya SDI (Sarekat Dagang Islam) menjadi SI (Sarekat Islam), lahirnya NU, dan peristiwa sumpah pemuda yang terkenal itu.

Kiprah Kiai Ahmad, demikian panggilannya sehari-hari, di lingkungan NU dimulai dari tingkat daerah sampai PBNU. Beberapa posisi penting di NU yang pernah didudukinya adalah Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Kendal, Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah, Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah (dengan Katib KH Sahal Mahfudh), dan terakhir sebagai Mustasyar PBNU. ed: hafidz muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement