Rabu 20 Apr 2011 07:30 WIB

Menuju Operator 100 Juta Pelanggan

Direktur Utama Telkomsel, Sarwoto Atmosutarno
Foto: darmawan
Direktur Utama Telkomsel, Sarwoto Atmosutarno

REPUBLIKA.CO.ID,Sebuah sejarah baru dalam industri seluler, bakal ditorehkan Telkomsel dalam waktu dekat ini. Menyusul ditembusnya jumlah pelanggan sebanyak 100 juta.

Bagi Direktur Utama Telkomsel, Sarwoto Atmosutarno, pencapaian itu adalah sebuah prestasi. '' Kalau kita bandingkan dengan operator telekomunikasi, ini sebuah prestasi. Kami mampu mencapai pelanggan sebanyak 100 juta dalam waktu 16 tahun,'' kata Sarwoto.

Ia kemudian membandingkan dengan perkembangan layanan telepon kabel tetap ( fixe line) yang dikembangkan Telkom Indonesia--induk Telkomsel. '' Telah puluhan tahun fixed line dikembangkan, pelanggan baru mencapai sembilan juta,'' katanya memberi contoh.

Di sisi lain, pada usia yang sama tidak ada operator seluler di Indonesia yang mampu membukukan jumlah pelanggan yang sama. Alih-alih memiliki jumlah pelanggan yang sama, setengahnya saja belum. XL dan Indosat--yang sama-sama lahir tahun 1995--, jumlah pelanggan baru mencapai 40-an juta.

Lebih dari sekadar keberhasilan Telkomsel, angka 100 juta dilukiskan Sarwoto juga merefleksikan dimensi yang lain. '' Angka 100 juta pelanggan juga menggambarkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap Telkomsel selama ini,'' kata Sarwoto.

Publik percaya, karena Telkomsel mampu memberikan pelayanan seluler sebagaimana dibutuhkan. Ini didukung oleh coverage yang luas serta kapasitas yang besar, dua aspek yang menjadi kata kunci bagi pertumbuhan Telkomsel selama ini.

Sarwoto mengaku banyak menerima telepon dari pelanggan Telkomsel yang tinggal di sejumlah daerah yang masuk kategori terpencil atau terisolir. Mereka menyatakan terima kasih karena Telkomsel hadir di daerah mereka. Di banyak titik Telkomsel seringkali hadir sendirian.

Dari sisi tarif, tercapainya pelanggan 100 juga disebut Sarwoto menggambarkan bahwa tarif yang dikembangkan Telkomsel affordable atau terjangkau oleh publik pengguna layanan seluler. Jika tidak terjangkau tentu saja layanan tidak digunakan atau publik enggan menggunakan layanan dimaksud. Ujung-ujungnya, Telkomsel tak akan mampu meraup jumlah pelanggan sebanyak itu.

Yang tak kalah menggembirakan, Sarwoto menyebut pertumbuhan cepat industri seluler juga menggambarkan perkembangan yang ada di tengah masyarakat saat ini. '' Negeri ini dari sisi ICT telah maju,'' katanya.

Bagi Telkomsel, tercapainya angka 100 juta pelanggan telah membuka sebuah babak baru. ''Ini menjadi milestone bagi Telkomsel untuk melakukan sebuah transformasi,'' ujar Sarwoto.

Apalagi, angka 100 juta menggambarkan bahwa industri telekomunikasi di Indonesia telah memasuki tahap mature dan saturated. patut diduga bahwa jumlah simcard yang beredar di masyarakat telah melebihi jumlah populasi.

Diperkirakan angka simcard aktif yang ada di pasar mencapai 240 juta. Angka ini setara dengan jumlah penduduk atau bahkan lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk. Realitas ini menimbulkan persoalan tersendiri bagi industri telekomunikasi.

''Kita menghadapi zero zum game,'' papar Sarwoto. Sekadar mengingatkan bahwa zero zum game merupakan terminologi politik. Secara sederhana maksudnya adalah pemenang akan menguasai segalanya, pihak yang kalah akan kehilangan segalanya.

Dalam industri seluler bakal berlaku hukum balon karet, bila ada operator yang mampu meningkatkan pelanggan, dapat dipastikan ada operator yang kehilangan pelanggan. Dalam menghadapi situasi seperti ini, Telkomsel tampaknya telah siap. ''Sudah dua tahun kami menyiapkan sebuah transformasi,'' kata Sarwoto. Transformasi seperti apa?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement