Senin 28 Aug 2017 18:54 WIB

Telkom Maksimalkan Proses Migrasi Pelanggan Telkom 1

Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga (tengah) didampingi Direktur Network & IT Solution Telkom Zulhelfi Abidin (kiri) dan Direktur Wholesale & International Service Telkom Abdus Somad Arief (kanan) saat memberikan keterangan pada Press Conference Service Recovery Telkom 1, Jakarta (28/8).
Foto: Dok Telkom Indonesia
Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga (tengah) didampingi Direktur Network & IT Solution Telkom Zulhelfi Abidin (kiri) dan Direktur Wholesale & International Service Telkom Abdus Somad Arief (kanan) saat memberikan keterangan pada Press Conference Service Recovery Telkom 1, Jakarta (28/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) memaksimalkan proses migrasi pelanggan Telkom 1 ke satelit Telkom 2, satelit Telkom 3S dan satelit lainnya. Hal ini sehubungan dengan gangguan yang terjadi pada layanan satelit Telkom 1 yang diakibatkan oleh anomali pada satelit tersebut.

Upaya tersebut dilakukan Telkom demi mempercepat pemulihan layanan kepada pelanggan dan masyarakat dengan mengerahkan seluruh sumber daya operasional TelkomGroup di seluruh Indonesia yang terdiri dari internal Telkom, anak perusahaan dan seluruh mitra terkait. Proses migrasi layanan telah dilakukan sejak 26 Agustus 2017. Penyediaan dan pengalihan transponder Telkom 1 ke transponder satelit pengganti akan selesai pada 30 Agustus 2017.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (28/8), proses repointing antena ground segment akan dilakukan bertahap, secara bersama-sama baik dengan pelanggan maupun dengan operator penyedia layanan VSAT hingga 10 September 2017. Tercatat Telkom 1 memiliki jumlah pelanggan sebanyak 63 pelanggan, delapan di antaranya merupakan provider VSAT yang memiliki 12.030 site sehingga total ground segment sekitar 15.000 site.

Untuk mengawal proses pemulihan berjalan maksimal, TelkomGroup membentuk posko crisis center yang beroperasi 7x24 jam. Direktur Utama Telkom, Alex J Sinaga, beserta seluruh jajaran Direksi Telkom mengawal langsung proses pemulihan di mana seluruh kemajuan terus diperbarui.

Crisis center merupakan pusat informasi semua proses pemulihan layanan pelanggan sekaligus sebagai pusat komando untuk merencanakan dan mengeksekusi setiap langkah-langkah yang dianggap perlu bagi percepatan penyelesaian gangguan layanan. Sebagaimana diinfokan sebelumnya bahwa pada Jumat (25/8) sekitar pukul 16.51 WIB, mulai terjadi anomali pada satelit Telkom 1 yang berakibat pada pergeseran pointing antena satelit Telkom 1 sehingga layanan transponder satelit Telkom 1 terganggu.

Secara intensif Telkom bersama Lockheed Martin selaku pabrikan satelit Telkom 1 terus melakukan investigasi, di mana saat ini sedang menjalankan prosedur untuk mengetahui kesehatan satelit Telkom 1 secara komprehensif. Rencana tindak lanjut untuk satelit Telkom 1, baru akan dapat ditentukan dalam beberapa hari ke depan dan tidak tertutup adanya kemungkinan satelit Telkom 1 tidak dapat beroperasi dengan normal kembali.

Berdasarkan hasil evaluasi dan konsultasi dengan Lockheed Martin pada 2014 dan 2016, satelit Telkom 1 dalam kondisi baik dan dapat beroperasi normal hingga beberapa tahun ke depan, sekurang-kurangnya sampai 2019, di mana hal ini sesuai dengan praktik terbaik di industri satelit.

Pendapatan dari bisnis satelit memberikan kontribusi sebesar 0,6 persen dari total pendapatan Telkom Group. Telkom 1 di asuransikan ke Jasindo, perusahaan asuransi dalam negeri yang memiliki rekam jejak yang kuat di sektor satelit. Sehubungan dengan kejadian ini, manajemen TelkomGroup menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat khususnya para pelanggan Satelit Telkom 1. Telkom akan terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat dan pelanggan di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement