Jumat 16 Dec 2011 19:25 WIB

Bank Muamalat Optimistis Share-e Tembus Rp 1 Triliun

Rep: nuraini/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA---Bank Muamalat menarget dapat mengumpulkan dana dari tabungan share-e senilai Rp 1 triliun di akhir tahun ini. Capaian tersebut didukung dengan adanya pertumbuhan kartu share-e gold.

Direktur Kepatuhan dan Managemen Risiko Bank Muamalat, Andi Buchori mengatakan pertumbuhan share-e gold telah melampui 100 ribu kartu dalam jangka waktu satu tahun. Pertumbuhan ini menambah jumlah pemilik kartu share-e yang telah menembus lebih dari 1 juta pemegang. “Kita akan tingkatkan terus share-e gold untuk menaikkan tabungan dengan menaikkan layanan seperti kerjasama dengan berbagai merchant, “ ujar dia, Jumat (16/12).

Layanan dalam share-e gold saat ini diberikan dengan berbagai kelebihan seperti penyediaan diskon di restoran tertentu. Kartu tersebut juga sudah dapat dipergunakan untuk transaksi internasional karena terdapat layanan visa. “Kita akan perkaya fitur dengan memanfaatkan berbagai kerjasama, “ ujar dia.

Untuk meningkatkan tabungan, Bank Muamalat akan menambah jaringan kantor pada tahun depan. Ditarget ada tambahan 100 cabang yang didukung dengan 500 Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Tempat perbelanjaan disasar untuk penambahan ATM Bank Muamalat.

Penambahan jaringan Bank Muamalat, lanjut Andi akan difokuskan di dalam negeri. Meskipun, Bank Muamalat telah memiliki kantor cabang di Kualumpur Malaysia. Penambahan kantor cabang di Malaysia kemungkinan tidak akan dilakukan dalam waktu dekat mengingat kinerja transaksi belum optimal.

Menurut Andi, transaksi di kantor cabang di Malaysia masih terbatas. “Kita dibatasi untuk transaksi hanya non ringgit, regulasi masih rigid (ketat), “ ungkap dia. Meski demikian, dia mengaku ada sejumlah transaksi yang berkapasitas dollar AS dengan nilai cukup besar di Malaysia.

Nilai aset Bank Muamalat per November 2011 telah mencapai Rp 28 triliun. Jumlah ini tumbuh 46,9 persen dibanding akhir tahun lalu. Sementara total pembiayaan telah mencapai Rp 21,4 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement