Jumat 08 Jun 2018 15:05 WIB

Dilema Pemain Muslim, Kick-off Piala Dunia, dan Hari Lebaran

Lebaran yang berketepatan dengan kick-off Piala Dunia menjadi tantangan tersendiri.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Endro Yuwanto
Suporter Timnas Tunisia
Foto: Reuters/Zoubeir Souissi
Suporter Timnas Tunisia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tanggal 14 Juni 2018 merupakan hari pertama Piala Dunia di Rusia digelar. Namun, hari itu juga bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri (Lebaran) umat Muslim di seluruh dunia.

Tentu bagi pemain Muslim yang melancong ke Negeri Beruang Merah kisah tersebut bakal menjadi sebuah dilema tersendiri. Di samping menjalankan ibadah puasa hukumnya wajib, mereka pun harus menunaikan tugas negara bersama timnas sepak bola.

Situasi serupa juga sempat dialami pesepak bola Muslim ketika mentas pada hajatan Piala Dunia 2014 Brasil. Namun, jumlah pemain Muslim tahun itu lebih sedikit dibandingkan Piala Dunia 2018 saat ini yag mencapai 135 orang.

Deretan negara-negara Muslim yang bakal terbang ke Eropa Timur tersebut adalah Maroko, Tunisia, Mesir, dan Senegal. Sementara itu, dari Asia adalah Arab Saudi dan Iran. Selain enam negara tersebut, masih ada sejumlah negara yang juga diperkuat pesepak bola Muslim, seperti Mesut Oezil (Jerman), Paul Pogba (Prancis), Maraoune Fellaini (Belgia), dan Granit Xhaka (Swiss).

Sebagaimana dikutip Bleacher, Jumat (8/6), mempersiapkan Piala Dunia bukanlah perkara mudah bagi pemain mana pun, baik yang non-Muslim atau pun Muslim. Sebab, hal itu membutuhkan energi serta konsentrasi tinggi untuk bisa melangkah hingga sampai ke tujuan yang diinginkan.

Namun, bagi pesepak bola Muslim, turnamen empat tahun sekali yang digelar di Rusia akan menjadi tantangan tersendiri. Bukan karena puasanya, melainkan juga ketika Hari Raya Idul Fitri yang berketepatan dengan kick-off pertama Piala Dunia.

Selama persiapan Piala Dunia, Tunisia merupakan salah satu tim yang paling banyak menjalankan ibadah puasa. Bahkan, sempat terjadi adegan pura-pura cedera dari kiper Tunisia yang bertujaun untuk berbuka puasa pada waktu tepat.

Seorang jurnalis Tunisia, Souhail Khmira, menjelaskan kepada Bleacher, melakukan pertandingan sepak bola dengan berpuasa merupakan hal yang sangat melelahkan secara fisik. Namun, semua itu adalah keputusan dari setiap individu pemain timnas Tunisia.

Souhail juga menjelaskan bahwa hampir semua pemain timnas Tunisia seorang Muslim. Mereka harus menjalankan kewajiban tanpa meninggalkan perkejaan tersebut. "Pada saat kami mentas di Piala Dunia, Ramadhan bakal berakhir, tetapi itu akan mengambil banyak pemain yang merasakan hari besar tanpa keluarga," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement