Kamis 29 Mar 2018 07:55 WIB

FIFA Selidiki Laporan Rasisme yang Dialami Pogba di Rusia

Aksi rasisme diduga terjadi saat laga Prancis kontra Rusia

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Hazliansyah
Paul Pogba
Foto: EPA-EFE/PETER POWELL
Paul Pogba

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) menindaklanjuti desakan Prancis dalam pengusutan aksi rasisme saat laga persahabatan di Rusia baru-baru ini. FIFA menegaskan akan menyelidiki aksi rasisme yang dilakukan suporter Rusia terhadap penggawa Prancis Paul Pogba dan Ousmane Dembele saat kedua kesebelasan melakoni laga persahabatan.

"FIFA sedang mengumpulkan berbagai laporan dan bukti potensial terkait insiden itu (rasisme)," ujar juru bicara FIFA seperti dikutip dari ESPN, Kamis (29/3).

Juru bicara tersebut menyampaikan, pengumpulan bukti-bukti melibatkan organisasi penentang rasisme di Eropa (FARE), juga media.

Hanya saja ia mengatakan FIFA belum dapat menyampaikan kesimpulan terkait adanya tuduhan rasisme.

"Tolong mengerti, kami masih mengevaluasi semua informasi, dan kami belum bisa memberikan komentar lebih lanjut," kata jubir tersebut.

Pengusutan aksi rasisme berawal dari laporan dua pemain timnas Prancis, Paul Pogba dan Ousmane Dembele saat laga tandang melawan timnas Rusia, pada Rabu (28/3). Laga di Saint Petersburg Stadium ketika itu berakhir dengan skor 1-3.

Tiga gol Prancis dibuat oleh Kylian Mbappe pada menit ke-40 dan menit ke-83. Satu gol lainnya oleh Paul Pogba pada menit ke-49. Satu-satunya gol milik Rusia dibikin oleh Fedor Smolov pada menit ke-68.

ESPN melaporkan, aksi rasisme yang didapat Pogba dan Dembele terjadi pada menit ke-73. Bentuk rasisme terhadap pemain Manchester United (MU) dan Barcelona itu terjadi ketika para suporter Rusia menyanyikan lagu dengan lirik yang berkata Monyet.

Salah seorang fotografer di sudut gawang Rusia, seperti dilaporkan ESPN, mengonfirmasi nyanyian rasisme yang ditujukan kepada dua pemain Prancis tersebut. Terutama terhadap Dembele yang pada menit ke-73, melakukan sepak sudut ke gawang Rusia.

Aksi rasisme terhadap pemain Prancis itu sudah sampai ke meja pemerintahan. Menteri Olahraga (Menpora) di Paris, Laura Flessel mendesak FIFA mengusut perkara pelecehan rasial terhadap pemain timnasnya itu. Bahkan Luara, lewat akun jejaring sosialnya meminta pengusutan tersebut dilakukan terpada antar otoritas di Eropa.

"Rasisme tidak memiliki tempat di lapangan sepak bola," ujar Laura.

Ia menegaskan, perilaku suporter Rusia sudah merusak kepercayaan dunia terhadap negara tuan rumah Piala Dunia 2018 tersebut.

"Kami harus bertindak serentak di Eropa dan komunitas internasional untuk menghentikan prilaku yang tidak dapat diterima ini," sambung Laura.

Kordinator FARE Piara Powar kepada ESPN menambahkan, aksi rasisme para suporter Rusia sebetulnya sudah kerap terjadi. Dalam laporan FARE, sepanjang 2016 sampai 2017 tercatat 89 laporan tentang insiden rasisme di lapangan sepak bola Rusia. Kebanyakan aksi tersebut dilakukan oleh kelompok ekstrim kanan Rusia.

Sebelum aksi rasisme terhadap dua pemain Prancis, baru-baru ini, dikatakan Powar penjaga gawang Lokomotiv Moscow Guilherme Marinato juga mengalami kejadian serupa. Pemain asal Brasil tersebut mendapatkan pelecehan rasial dari suporter ekstrim saat tandang ke Spartak Moscow.

"Ini (kasus Pogba dan Dembele) menjadi kasus yang ketiga di Petersburg Stadium," kata Powar.

Ia pun menegaskan, aksi pelecehan rasial para suporter Rusia tersebut akan berdampak panjang menjelang Piala Dunia yang akan digelar tahun ini di Rusia. Kata Powar, jika FIFA tak mampu mengusut tuntas perkara rasisme di Rusia kali ini, sikap tersebut menjadi penanda buruk bagi gelaran pesta sepak bola terbesar di dunia tahun ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement