REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Atlet tenis putra Indonesia, Christopher Rungkat, membidik keikutsertaan di Grand Slam Wimbledon 2018 di Inggris pada 2 Juli. Sebelum berangkat ke Inggris, Christo memperbaiki teknik-teknik dasar dengan pelatihnya Robert Davis.
"Dia sudah punya insting sebagai pemain dan sudah banyak mengikuti turnamen sehingga perlu perbaikan pada hal-hal fundamental," kata Davis di Jakarta, Kamis (31/5).
Christo akan berlatih perbaikan teknik-teknik dasar selama delapan hari di Indonesia sebelum mengikuti sejumlah turnamen di Eropa pada pekan kedua Juni. Dia akan bermain di Eropa dan Amerika Serikat selama tiga pekan sebelum mengikuti Wimbledon.
"Bisa jadi, itu menjadi salah satu persiapannya menjelang Asian Games," kata Robert.
Robert yang telah 11 tahun melatih Christo menyebut anak asuhnya itu selalu punya peluang untuk memenangkan pertandingan, baik dengan pemain-pemain Amerika Serikat, Eropa, ataupun pemain Asia.
"Itu tergantung pada Pelti dan pelatih kepala timnas Indonesia. Saya hanya pelatih pribadi. Mereka tentu sudah punya skenario untuk Asian Games dan akan berdiskusi dengan Christo," kata Robert tentang latihan jelang Asian Games.
Robert mengatakan, Christo sudah meraih peringkat 200 besar dunia sehingga lebih berpeluang mengikuti turnamen-turnamen besar dalam tenis seperti ATP atau pun Grand Slam. Menurut Robert, Christo telah menemukan identitasnya sebagai pemain ganda.
"Saya sudah tidak sabar untuk melihat bagaimana dia mengakhiri 2018 pada peringkat 50 besar dunia," ujar Robert.
Namun, Christo harus berganti pasangan menjelang Wimbledon setelah sempat berpasangan dengan atlet India Jeevan Nedunchezhiyan, atlet Filipina Ruben Gonzales, dan atlet Taiwan Hsieh Cheng-peng. Menurut Robert, Christo harus berganti pasangan untuk menyesuaikan dengan sistem pendaftaran.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
