Ahad 13 May 2018 19:50 WIB

Inasgoc Minta Jaminan Pasokan Energi dan Telekomunikasi

Inasgoc akan menggelar rapat dengan PLN, Pertamina, dan Telkom.

Ketua INASGOC Erick Thohir berkunjung ke Pameran Sejarah Asian Games di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Rabu (2/5).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua INASGOC Erick Thohir berkunjung ke Pameran Sejarah Asian Games di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Rabu (2/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (Inasgoc) meminta jaminan pasokan energi dan telekomunikasi ke sejumlah badan-badan usaha milik negara selama penyelenggaraan Asian Games di Jakarta dan Palembang pada 18 Agustus-2 September 2018. Ketua Inasgoc Erick Thohir mengatakan, akan menggelar rapat dengan PLN, Pertamina, dan Telkom pada Senin (14/5) dan Selasa (15/5) setelah kepastian penyelesaian arena pertandingan.

Erick mengatakan energi dan telekomunikasi menjadi penopang penyelenggaraan Asian Games Ke-18. Menyusul rencana Inasgoc untuk menyiarkan 19 pertandingan secara langsung setiap hari.

"Asian Games akan disiarkan secara langsung di Cina selama 12 jam. Itu tidak mungkin kalau listrik mati. Kami akan bersinergi agar dukungan PLN, Pertamina, dan Telkom menjadi satu dengan panitia," kata Erick selepas diskusi Forum Merdeka Barat 9 di Jakarta, Ahad (13/5).

INASGOC menargetkan siaran Asian Games 2018 akan ditonton oleh lima miliar pemirsa baik di negara-negara Asia ataupun negara-negara lain, termasuk Amerika Latin dan Eropa. Pada Juli, Inasgoc akan menyiapkan siaran Asian Games melalui jaringan Internet ke negara-negara yang tidak mendapatkan siaran langsung seperti di Eropa. Kami hanya perlu menyesuaikan pertandingan yang cocok ditonton di negara tersebut.

Erick menambahkan jaminan pasokan energi dan akses telekomunikasi, selain keamanan, berarti penting terutama saat upacara pembukaan dan penutupan Asian Games.

"Kami akan mempromosikan Indonesia yang bersatu meskipun memiliki banyak kekayaan budaya. Karena persatuan itulah, Indonesia siap menuju 2030 dan 2050," kata Erick. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement