Ahad 29 Apr 2018 21:08 WIB

Asian Games Mampu Tumbuhkan Ekonomi Secara Berkelanjutan

Estimasi dampak langsung ekonomi Asian Games 2018 ini masih merupakan hasil awal.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Endro Yuwanto
Proses pembangunan venue Asian Games di Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin (2/4).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Proses pembangunan venue Asian Games di Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Senin (2/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Efek positif penyelenggaraan Asian Games 2018 terhadap ekonomi di Indonesia tidak hanya akan didapat saat pelaksanaan acara. Manfaatnya diyakini bakal berlanjut pascapenyelenggaraan.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, jika berkaca pada negara lain, ada banyak contoh negara yang ekonominya tumbuh berkelanjutan setelah menggelar perhelatan olahraga internasional.

Bambang mengatakan, salah satu negara yang mampu meraup keuntungan panjang dari penyelenggaraan acara olahraga internasional adalah Australia saat menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas ke-27 di Sydney pada 2000. Perhelatan itu bahkan mampu mendorong ekonomi negara bagian New South Wales naik sampai 490 juta dolar AS per tahun selama 12 tahun masa persiapan dan sesudah perhelatan.

"Pada masa persiapan mereka membangun stadion, infrastruktur, berbagai fasilitas pendukung, promosi dan seterusnya dan kemudian masa pemanfaatan stadionnya, peningkatan wisatawan," kata Bambang dalam keterangan tertulis, Ahad (29/4).

Cerita sukses lainnya adalah Olimpiade Musim Panas ke-30 di London, Inggris pada 2012 karena bisa berkontribusi terhadap PDB Inggris sampai 16,5 miliar dolar AS selama 12 tahun.

Bappenas sudah melakukan kajian mengenai dalam penyelenggaraan Asian Games 2018. Bappenas memperkirakan dampak langsung pengeluaran peserta dan pengunjung Asian Games 2018 mencapai Rp 3,6 triliun, dengan perincian pengeluaran sebesar Rp 2,5 triliun di Jakarta dengan konsentrasi persebaran peserta dan pengunjung sebanyak 70 persen. Sedangkan Rp 1,1 triliun di Palembang dengan konsentrasi persebaran peserta dan pengunjung sebanyak 30 persen.

Diestimasikan, 88 persen pengeluaran berasal dari penonton dan wisatawan, diikuti 4,67 persen pengeluaran oleh atlet, 3,96 persen pengeluaran awak media, 2,34 persen pengeluaran ofisial, dan 0,77 persen pengeluaran sukarelawan. Akomodasi diperkirakan menjadi komponen pengeluaran terbesar yang mencapai Rp 1,3 triliun.

Sementara, komponen terbesar kedua adalah transportasi sebesar Rp 640 miliar, makanan dan minuman sebesar Rp 628 miliar, pengeluaran belanja mencapai Rp 560 miliar rupiah, dan pengeluaran hiburan sebanyak Rp 280 miliar.

Bambang mengatakan, hasil estimasi dampak langsung ekonomi Asian Games 2018 ini masih merupakan tahap awal dari kajian yang dikerjakan oleh Bappenas. Diharapkan dampak ekonomi bagi Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018 akan lebih besar lagi dari hasil perhitungan data riil setelah dilakukan survei pada tahap berikutnya.

Namun, lanjut Bambang, berkaca pada pengalaman negara lain, dampak ajang olahraga internasional dapat pula menjadi tidak maksimal terhadap perekonomian tuan rumah bila tidak disiapkan dengan baik. "Misalnya pemanfaatan sarana olahraga di kemudian hari yang kurang optimal," kata dia.

Untuk mencegah dampak negatif terkait pemeliharaan dan penggunaan venue selepas Asian Games 2018, diperlukan upaya peningkatan aktivitas atau acara olahraga sebagai bagian grand design peningkatan prestasi olahraga Indonesia, peningkatan kesadaran masyarakat untuk melakukan aktivitas olahraga, dan pemanfaatan venue olahraga untuk aktivitas lain di luar olahraga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement