Rabu 18 Apr 2018 16:40 WIB

Sempat Demam, Eko Yuli akan Lebih Hati-hati

Eko Yuli menjadi tumpuan Indonesia meraih emas Asian Games 2018.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
LIfter Indonesia Eko Yuli Irawan melakukan angkatan clean and jerk pada nomor putra 62 kg 18th Asian Games Invitation Tournament di JiExpo, Jakarta, Ahad (11/2).
Foto: ANTARA FOTO/Fanny Octavianus
LIfter Indonesia Eko Yuli Irawan melakukan angkatan clean and jerk pada nomor putra 62 kg 18th Asian Games Invitation Tournament di JiExpo, Jakarta, Ahad (11/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lifter andalan Indonesia di kelas 62 kg putra, Eko Yuli mengaku sempat demam satu hari ketika menjalani Pelatnas Asian Games 2018 cabang angkat besi di Pringsewu Lampung. Oleh sebab itu, Eko lebih berhati-hati dengan tidak terlalu memaksakan diri saat latihan termasuk lebih hati-hati dalam mengkonsumsi makanan.

Eko Yuli yang sempat terkena penyakit typus usai Test Event Asian Games 2018 lalu menceritakan, dirinya sempat mengalami demam satu hari saat Pelatnas di Pringsewu. "Saya khawatir typus saya kambuh kemarin saya demam, tetapi setelah periksa dokter dan minum obat, Alhamdulillah sudah sembuh," ujar dia saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (18/4).

Eko Yuli mengaku ada sedikit rasa trauma karena pernah terserang typus dan takutnya terserang lagi. "Tapi ternyata hanya demam biasa bukan typus. Kini saya harus lebih hati-hati dalam latihan dan konsumsi makanan jangan sampai terserang lagi karena pelaksanaan Asian Games 2018 terus mendekat," katanya.

Lifter peraih tiga medali Olimpiade secara beruntun ini, yakni Olimpiade 2008 Beijing (perunggu), Olimpiade 2012 London (Perunggu), dan Olimpiade 2016 Rio de Janeiro (Perak), itu kini kondisinya masih 80 persen dan tidak berani memaksakan diri untuk mencapai target angkatan. Saat ini ia fokus untuk target angkatan.

"Kami harapkan nanti saat Asian Games 2018 angkatan saya mencapai 145 kg untuk angkatan snatch dan 175 kg untuk angkatan clean and jerk. Saat ini saya masih 80 persen yakni angkat 125 kg dan 160 kg. Target saya dua pekan meningkat lima persen sehingga nanti sampai puncaknya saat Asian Games 2018," kata Eko Yuli menjelaskan.

Meski sempat terkena typus dan kemarin terserang demam satu hari, Eko Yuli optimistis masih cukup waktu untuk mempersiapkan diri. "Masih cukup waktu, sebagai atlet kami selalu optimistis apalagi kali ini kami bermain di negara sendiri."

Lifter yang bertekad masih bisa tampil di Olimpiade 2020 Tokyo ini mengaku alasan pindahnya ke Pringsewu. Selain suasana baru, juga mendapat ilmu baru bagaimana cara melatih lifter muda. "Di Pringsewu Lampung merupakan pusat latihan untuk lifter muda, kami digabung untuk suasana baru dan bisa melihat bagaimana melatih lifter muda. Masukan bagi kami kalau nanti jadi pelatih," jelasnya.

PB PABBSI selaku induk organisasi angkat besi memindahkan tempat latihan yang semula digelar di daerah Kwini Jakarta Pusat ke Pringsewu Lampung. Sebelumnya angkat besi berencana training camp di Jepang, namun dibatalkan dan memutuskan pindah sementara ke Pringsewu Lampung.

Menurut Eko Yuli, kini semua lifter fokus untuk target latihan. Pasalnya, untuk uji coba waktunya sudah tidak memungkinkan. "Apalagi bagi saya pribadi yang dalam kondisi kurang maksimal. Selain itu ajang internasional juga sepertinya belum ada dalam waktu dekat. Di pelatnas juga sudah bagus ada evaluasi tiga mingguan dan lifter pelatnas grafiknya meningkat terus."

Eko Yuli menjadi tumpuan Indonesia meraih emas Asian Games 2018. Pasalnya, di kelas 62 kg ini tidak akan diikuti lifter dari Cina dan Khazakstan karena mendapat sanksi akibat penggunaan doping. Apalagi Asian Games 2018 kemungkinan menjadi Asian Games terakhir baginya.

Asian Games 2018 merupakan yang keempat bagi Eko Yuli. Pertama kali tampil di Asian Games 2006, ia hanya berada di peringkat enam. "Pada 2010 dan 2014 saya meraih medali perunggu. Semoga di Asian Games 2018 ini saya dapat mempersembahkan yang terbaik bagi bangsa dan negara," kata Eko Yuli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement