Kamis 08 Mar 2018 16:00 WIB

Asian Games 1974, Pertunjukan Kekuatan Ekonomi Iran

Asian Games 1974 semakin memperlebar cakrawala di kawasan Asia.

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Endro Yuwanto
Asian Games 1974 di Tehran, Iran.
Foto: wikimedia.org
Asian Games 1974 di Tehran, Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asian Games 1974 digelar di Iran. Tahun itu pertama kalinya Asian Games diselenggarakan di kawasan Timur Tengah.

Saat itu, Iran masih dikuasai oleh rezim Mohammad Reza Shah Pahlavi, penguasa Iran selama 38 tahun. Asian Games 1974 digelar bertepatan dengan tahun ke-33 Reza Pahlavi berkuasa di Iran.

Reza Pahlavi pun membuka pagelaran Asian Games tahun 1974. Bersama Perdana Menteri (PM) Iran saat itu Amir Abbas, sebagai tuan rumah Iran mengundang Presiden Korea Selatan Park Chung-hee, Raja Thailand Bhumibol Adulyadej, dan Presiden Israel Ephraim Katzir untuk membuka Asian Games 1974.

Tidak hanya menjadi Asian Games pertama yang digelar di Timur Tengah, Asian Games 1974 juga menjadi Asian Games pertama yang menggunakan teknologi modern seperti trek sintektik sampai kamera di atletik. Di Asian Games 1974 juga pertama kalinya anggar, gimnastik, dan basket diperlombakan.

Pada Asian Games 1977 ini juga pertama kali Blok Timur, seperti Republik Rakyat Cina, Mongolia, dan Korea Utara berpartisipasi dalam Asian Games. Tapi karena perang dingin masih bergejolak pada saat itu, negara-negara Arab, Pakistan, Korea Utara, dan Cina menolak melakukan pertandingan anggar, tenis, basket, dan sepak bola melawan Israel.

Pada awal 1970-an Iran baru saja mengalami lompatan ekonomi yang besar. Pada tahun 1971 Iran mengalami peningkatan ekonomi yang luar biasa dan menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Hal ini terjadi karena pada tahun 1973 hingga 1974, perekonomian negara-negara Barat mengalami stagnasi dan terjadi inflansi besar-besaran di banyak negara.

Marvin Zonis menulis di bukunya "Majestic Failure The Fall of the Shah" terbitan 1991 bahwa pada tahun 1975 PM Inggris Harold Wilson dan Presiden Prancis Valry Giscard d'Estaing kali itu menghubungi Reza Pahlavi untuk meminta bantuan keuangan berupa pinjaman. Saat itu Reza memberikan bantuan sebesar 1 miliar dolar AS kepada Inggris dan Prancis.

Dengan kondisi keuangan yang sangat kuat, Iran dengan mudah mendapatkan suara dalam pemilihan tuan rumah Asian Games pada tahun 1968 di Bangkok. Selain Iran, saat itu Kuwait dan Israel juga mengajukan diri untuk menjadi tuan rumah. Tapi Iran unggul jauh dengan 25 suara, sementara Kuwait hanya sembilan suara, dan Israel sama sekali tidak ada yang memilih.

Dengan kekuatan ekonomi yang besar saat itu, Iran membangun Aryamehr Sports Complex yang khusus dibuat untuk Asian Games 1974. Aryamehr Sports Complex yang dibangun pada tahun 1971 ini mampu menampung 100 ribu penonton. Dalam acara pembukaan, diperkiraan komplek olah raga tersebut terisi penuh.

Sebagai tuan rumah Iran keluar sebagai runner-up di Asian Games ketujuh tersebut. Jepang masih menguasai perolehan medali emas, seperti Asian Games sebelum-sebelumnya. Sayangnya, Indonesia mengalami keterpurukan.

Seperti Asian Games 1970 di Bangkok pada Asian Games yang digelar di Teheran ini, Indonesia harus puas hanya masuk di posisi kesembilan. Atlet-atlet yang mewakili Merah-Putih di Iran hanya berhasil meraih tiga medali emas, empat perak, dan 11 perunggu. Saat itu, Indonesia hanya satu peringkat di atas Mongolia.

Tjun Tjun/Johan Wahjudi memberikan medali emas dari cabang olah raga bulu tangkis di sektor ganda putra, Christian Hadinata/Regina Masli yang juga dari bulu tangkis mempersembahkan emas di sektor ganda campuran, serta Lita Sugiarto dari tenis di sektor tunggal putri.

Korea Utara mengejutkan banyak negara-negara Asia. Asian Games 1974 adalah Asian Games pertama Korea Utara tapi negara komunis itu langsung masuk ke peringkat lima besar. Korea Utara mendapatkan 15 medali emas, 26 perak, dan 15 perunggu.

Asian Games 1974 semakin memperlebar cakrawala Asia. Negara-negara yang saling berhadapan karena perang dingin mulai menunjukkan minat berpartisipasi dalam ajang internasional di kawasan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement