Rabu 07 Mar 2018 06:20 WIB

Asian Games 1962, Panggung Perdana Sang Garuda

Persyaratan minimal harus dipenuhi tuan rumah yakni komplek multiolahraga.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Endro Yuwanto
Perangko Asian Games 1962 Jakarta, Indonesia.
Foto: wikipedia.org
Perangko Asian Games 1962 Jakarta, Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 1962. Ajang multievent negara-negara Asia itu berlangsung di Kota Jakarta. Butuh persiapan khusus untuk menggelar Asian Games IV yang rencananya dihelat pada 24 Agustus hingga 4 September itu.

Federasi Asian Games menetapkan Jakarta sebagai tuan rumah setelah sebelumnya ajang empat tahunan sekali tersebut digelar di India, Filipina, dan Jepang. Persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh tuan rumah adalah ketersedian komplek multiolahraga. Karena itu, Presiden Republik Indonesia saat itu, Soekarno, langsung membentuk Dewan Asian Games Indonesia (DAGI) pada 11 Mei 1959 yang dipimpin Menteri Olah Raga Maladi.

Soekarno langsung tancap gas untuk membangun kompleks olah raga di Jakarta. Dirinya langsung turun tangan untuk memilih tempat pembangunan dan perancangan stadion.

Setelah melakukan evaluasi ke berbagai tempat di Jakarta, Soekarno akhirnya menemukan sarana untuk membangun komplek olah raga termegah di Indonesia saat itu. Kampung Senayan yang akhirnya diresmikan sebagai tempat bergelutnya para atlet-atlet terbaik se-Asia.

Para warga asli kampung Senayan tersebut diberikan sosialisasi dan dipindahkan ke perumahan baru di sekitar Tebet, Slipi, dan Ciledug. Mereka yang awalnya bermukim di jantung Kota Jakarta akhirnya merelakan lahannya dijadikan kompleks olah raga untuk bisa menunjukkan kepada bangsa luar tentang keseriusan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games IV.

Pada 8 Februari 1960, Soekarno menacapkan tiang pertama proyek pembangunan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan. Pemancangan tiang keseratus secara simbolis dilakukan Perdana Menteri Uni Soviet Nikita Kruschev yang memberikan bantuan dana sebesar 12,5 juta dollar AS.

Berselang dua tahun, presiden pertama Republik Indonesia itu akhirnya meresmikan SUGBK yang berdaya tampung 110 ribu bangku penonton pada 21 Juli 1962. Gelaran Asian Games IV diikuti oleh 18 negara Asia dan mempertandingkan 13 cabang olah raga.

Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui. Peribahasa tersebut dijalani oleh Soekarno dan Indonesia. Selain mendirikan kompleks olah raga spektakuler di bumi pertiwi dirinya juga membangun Stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI) dan Patung Selamat Datang atau yang saat ini dikenal Bundaran HI (Hotel Indonesia).

Dalam pidatonya, Soekarno menegaskan olah raga merupakan salah satu alat perjuangan bangsa. Dengan berkiprah di dunia tersebut, Sang Garuda Indonesia mampu menegaskan kepada bangsa lain bahwa Indonesia mampu berbicara banyak kepada dunia luas.

sumber : wikipedia/youtube
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement