REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peningkatan angkat besi setelah pelaksanaan Test Event Asian Games 2018 dinilai luar biasa. Dalam pelaksanaan test internal pelatnas angkat besi yang digelar Selasa (6/3) di pelatnas angkat besi, dari 11 atlet yang ikut ambil bagian, sembilan di antaranya mengalami peningkatan prestasi.
Wakil Ketua Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, dan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI) Joko Pramono menyatakan, hasil uji coba kali ini, dari 11 atlet, sembilan mengalami kemajuan dan dua stabil. Dua lagi sedang bermasalah secara non-teknis sehingga tidak ikut uji coba.
"Kami tersanjung kali ini kami ditinjau langsung oleh menpora dan ketua KONI pusat. Pimpinan olah raga sudah memberikan yang terbaik bagi angkat besi. Sudah dibina dengan benar dan baik. Setelah tiga pekan latihan all-out, recovery dua hari, nanti tiga pekan lagi kami akan ada test lagi," ujar Joko.
Sementara itu, Menpora Imam Nahrawi berharap kepada PABBSI agar seluruh kebutuhan atlet dipersiapkan dengan baik. Dari angkat besi, lanjut dia, Indonesia memang berharap banyak. "PABBSI akan beri kejutan, kami juga sedang berjuang agar kelas 62 kg dipertandingkan. Saya sudah perintahkan KOI dan Inasgoc untuk berjuang. Tetapi kelas lain juga saya optimistis akan memberikan yang terbaik di Asian Games 2018," ujarnya.
Untuk kelanjutan kelas 62 kg, pelatih kepala angkat besi Indonesia yang juga manajer angkat besi di Asian Games 2018 Dirdja Wiharja mengaku optimistis nomor itu akan dipertandingkan. "Hal ini sudah ditetapkan di Corcom OCA beberapa waktu lalu, dan belum ada pembahasan lagi. Selain itu, kelas ini juga akan dimainkan di Olimpiade 2020 Tokyo. Jadi saya optimistis kelas 62 kg akan dimainkan di Asian Games 2018 " ujarnya.
Menurut Dirdja ini hanya shock terapy untuk tuan rumah dari para petinggi federasi angkat besi Asia yang didominasi dari negara Arab yang lebih kuat di nomor 105kg.
"Ini hanya shock terapy saja untuk mengganggu persiapan kita sebagai tuan rumah dan punya peluang emas di nomor tersebut."